Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi: Ekonomi Indonesia akan Terdampak Virus Corona

Presiden Joko Widodo memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi seluruh negara yang terkena imbas virus corona akan melambat. Begitu pula dengan Indonesia. 
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Wabah virus Corona akan berdampak pada perekonomian negara.

Presiden Joko Widodo memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi seluruh negara yang terkena imbas wabah virus corona akan melambat. Begitu pula dengan Indonesia. 

Namun eks-Gubernur DKI Jakarta tersebut belum dapat memberikan angka pasti pukulan wabah virus corona terhadap ekonomi Indonesia.

“Ini kan masih dalam proses perjalanan semuanya, jadi hitungnya negara mana pun juga sulit,” kata Presiden di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Pada Selasa (4/2/2020) Presiden telah meminta jajarannya menghitung secara cermat dampak penerapan kebijakan terkait penyebaran virus Corona terhadap perekonomian Indonesia, terutama sektor perdagangan dan pariwisata.

Seperti diketahui, per hari ini, Rabu (5/2/2020), pemerintah menutup akses penerbangan dari dan menuju China untuk sementera. Belum ada tenggat waktu terkait kebijakan tersebut.

Berdasarkan catatan Presiden, Indonesia dan China memiliki hubungan dagang yang baik. Negeri Tirai Bambu merupakan negara tujuan ekspor pertama dengan pangsa pasar 16,6 persen dari total ekspor.

Tidak hanya itu, China merupakan negara asal impor terbesar bagi Indonesia.

Kendati demikian, Indonesia dapat mengambil celah untuk memanfaatkan negara-negara lain yang sebelumnya banyak mengimpor produk dari China.

"Saya juga melihat hal ini memberikan momentum bagi industri substitusi impor di dalam negeri untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari Tiongkok," kata Presiden.

Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah dalam tren perlambatan. Pada penghujung tahun lalu, Indonesia mencatat pertumbuhan 5,02 persen, atau lebih rendah dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 5,17 persen. 

Mengacu pada data BPS, pertumbuhan ekonomi tahun lalu menjadi yang terendah sejak 2015, ketika angkanya hanya naik 4,88 persen. Realisasi ini juga tidak memenuhi target pemerintah sebesar 5,3 persen maupun proyeksi Bank Indonesia (BI) sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto sejumlah hal menjadi pengganjal pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari sisi global misalnya, perang dagang AS-China masih jauh dari selesai dan ada ketegangan politik di Timur Tengah. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Di dalam negeri, lanjut Suhariyanto, ada peningkatan belanja pemerintah pada kuartal IV/2019 dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini disokong oleh naiknya realisasi transfer ke daerah dan dana desa.

"Tetapi, di sisi lain, belanja pemerintah pusat turun karena adanya penurunan belanja barang dan jasa serta belanja subsidi. Ini pasti berpengaruh ke komponen konsumsi pemerintah," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper