Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Bakal Meramaikan Bisnis Properti di Tanah Air

Setelah sempat mengalami penurunan realisasi investasi pada tahun lalu, minat investor asing berinvestasi ke sektor properti di Indonesia pada tahun ini diyakini akan membaik.

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah sempat mengalami penurunan realisasi investasi pada tahun lalu, minat investor asing berinvestasi ke sektor properti di Indonesia pada tahun ini diyakini akan membaik.

Aleviery Akbar, Penilai Properti dari Kantor Jasa Penilai Publik Hendra dan Rekan (KJPPHAR) mengaku bahwa pada tahun lalu ada kelesuan dalam pasar properti di Tanah Air sehingga investasi asing tidak sebaik dengan periode sebelumnya. 

Menurut mantan Associate Director Residential Sales & Leasing Colliers International tersebut, hal ini berbeda dengan kondisi pasar properti untuk investasi asing pada medio 2016-2018. 

"Investor asing [pada] 2016-2018 yang masuk ke Indonesia untuk sektor properti meningkat, tetapi saya tidak punya data berapa persen peningkatannya," ujarnya saat dihubungi, Senin (3/2/2020). 

Menurutnya, sejumlah investor asing yang sudah masuk untuk berinvestasi di pasar properti Indonesia rata-rata berasal dari China, Singapura, Malaysia dan Jepang. 

Meskipun tahun ini bakal membaik, tetapi dia memperkirakan bahwa investor tidak akan bisa lagi mendapatkan keuntungan cepat seperti periode 2011-2012 silam. 

Dia berasalan, hal itu disebabkan kenaikan harga properti saat ini yang cenderung melambat. Di sisi lain, Indonesia sebenarnya terbilang sebagai salah satu negara yang harga propertinya lebih murah di Asia.

"Artinya investor asing yang mempunyai tipe investasi jangka panjang akan tetap berminat dengan pasar properti kita," katanya.

Menurut Aleviery, investor asing biasanya kerap melakukan kerja sama atau joint venture dengan pengembang lokal yang sudah mapan dan berpengalaman di bidang real estate untuk membangun sebuah proyek. 

Investor asing tersebut, imbuhnya, bisa membeli lahan atau bekerjasama dengan pengemban-pengembang besar yang sudah cukup berpengalaman di sektor properti.

Adapun ketika disinggung soal persaingan, pengembang lokal dinilai akan tetap mendominasi pasar lantaran pengembang asing sulit untuk bisa berkompetisi karena pengaruh pengalaman, regulasi, pemasaran dan latar belakang yang lebih dikenal dan dipercaya publik. 

Di sisi lain, dia juga mengatakan bahwa belakangan investor asing lebih memilih untuk membangun proyek atau membeli lahan di kota penyangga Jakarta seperti Bekasi dan Tangerang.

Menurutnya, mereka awalnya hanya membangun apartemen kemudian berlanjut ke segmen perumahan. Seiring waktu, mereka juga mulai masuk dengan membeli lahan industri dan pergudangan di tengah berkembangnya bisnis logistik atau distribusi barang.

Mengenai rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), dia menyatakan pihaknya belum melihat rencana tersebut sebagai faktor yang dapat membuat investasi sektor properti bisa naik signifikan.

Sementara itu, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa realisasi investasi asing di sektor properti pada 2019 mencapai US$2,88 miliar untuk 1.313 proyek.

Dari sisi nilai, realisasinya memang menurun jika dibandingkan tahun 2018 yaitu sebesar US$4,30 miliar. Meskipun demikian, dari jumlah proyeknya justru lebih besar, karena pada 2018 hanya berjumlah 941 proyek.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper