Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Distributor Alkes Terimbas Utang BPJS Kesehatan

Kisruh utang BPJS Kesehatan ke rumah sakit turut berdampak negatif ke industri alat kesehatan RI
Warga antre mengurus kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Warga antre mengurus kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis distribusi alat kesehatan sepanjang 2019 disebut turut terimbas kisruh utang BPJS Kesehatan ke rumah sakit.

Direktur Utama PT Rajawali Nusindo Sutiyono menyebutkan bahwa 2019 menyajikan tantangan yang cukup berat bagi perusahaan. Meski membukukan laba, pemasukan modal yang berasal dari pembayaran rumah sakit harus menghadapi hambatan.

Adapun, PT Rajawali Nusinod merupakan anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang bergerak di bisnis perdagangan dan distribusi,

"Tahun lalu menjadi penuh tantangan karena kami merasakan pembayaran rumah sakit yang terlambat karena dari BPJS Kesehatan terhambat. Dampaknya piutang kami tinggi. Jika demikian kami tidak bisa menambah modal kerja," kata Sutiyono, Jumat (31/1/2020)

Kendati demikian, Sutiyono mengaku pihaknya bisa mengurai permasalahan tersebut. Hal ini tercermin dari kontribusi bisnis alat kesehatan yang mencapai 27 persen dari total penjualan dan kontribusi laba kotor sebesar 62 persen pada 2019. Omzet perusahaan sepanjang 2019 sendiri tercatat mencapai Rp4 triliun.

Bisnis distribusi alat kesehatan sendiri diperkirakan akan membaik seiring pemberlakuan kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Di sisi lain, peluang ekspor diperkirakan akan semakin besar seiring meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan penularan penyakit di tengah masyarakat.

"Kami mulai menerima permintaan pengiriman dari Singapura dan Hong Kong untuk masker. Dari pihak produsen yang bermitra pun berencana memproduksi 15 juta masker guna mengantisipasi peningkatan dalam negeri dan luar," ujarnya.

Dia pun menyebutkan permintaan pengiriman alat kesehatan menunjukkan tren positif. Terutama dari negara-negara berkembang dengan penduduk yang kesadaran hidup sehat yang meningkat.

Pada 2020 ini, Rajawali Nusindo menargetkan laba sebesar Rp113 miliar, naik dari capaian laba pada 2019 yang untuk sementara terhitung sebesar Rp93 miliar. Selain mendistribusi pasokan masker yang diproduksi oleh Maesindo, perusahaan juga mendistribusikan alat kesehatan dan obat-obatan untuk keperluan ibadah haji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper