Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Ekonomi Indonesia 2020 Diprediksi Stabil

Pemerintah dan pelaku usaha memantau keputusan moneter bank sentral Amerika Serikat atau The Fed untuk menurunkan suku bunga atau menggelontorkan likuiditas (quantitative easing/QE
Chief Economist & Direktur Investor Relations Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menjawab pertanyaan redaksi disela-sela Bisnis Indonesia Leader's Day, di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (5/9)./JIBI-Endang Muchtar
Chief Economist & Direktur Investor Relations Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menjawab pertanyaan redaksi disela-sela Bisnis Indonesia Leader's Day, di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (5/9)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat memprediksi perekonomian Indonesia melaju stabil sepanjang 2020 kendati situasi eksternal atau politik dan ekonomi global masih membayangi kinerja dalam negeri.

Dia menambahkan pemerintah dan pelaku usaha memantau keputusan moneter bank sentral Amerika Serikat atau The Fed untuk menurunkan suku bunga atau menggelontorkan likuiditas (quantitative easing/QE).

"Selain berpeluang menjaga suku bunga global tetap rendah, aksi QE yang dilakukan The Fed juga menambah pasokan dollar sehingga diharapkan dapat membatasi tren penguatan dollar selama ini," katanya di Graha CIMB, Kamis (30/1/2020).

Menurutnya, banyak pihak meyakini dollar akan kembali memasuki siklus melemah yang mendorong naiknya harga emas.

Selain itu, dia memprediksi harga minyak relatif stabil. Pasokan minyak tak hanya datang dari negara OPEC, tetapi produsen Shale-oil. Budi menambahkan kondisi eksternal tersebut pernah terjadi pada 2017. Hal itu membuat kenaikan harga saham dan obligasi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Terkait faktor internal, dia berharap pemerintah mampu mengendalikan posisi defisit neraca berjalan hingga akhir 2020.

"Gap defisit neraca dagang akan membaik jika harga komoditas naik dan impor untuk keperluan dalam negeri, termasuk proyek infrastruktur, berkurang. Terkendalinya defisit neraca dagang merupakan faktor fundamental yang bakal menguatkan nilai tukar rupiah," jelasnya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan kebijakan QE yang ditetapkan The Fed membuat investor asing mengucurkan dana ke Indonesia.

Budi memprediksi modal asing akan mengalir ke surat utang negara (SUN) Indonesia karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan negara berkembang lain.

Pemerintah harus mendorong iklim investasi agar lebih positif lantaran agar dapat menarik lebih banyak investor asing untuk membangun proyek di Indonesia.

"Kepastian investasi melalui Omnibus Law juga berpeluang membuat iklim investasi tahun ini menjadi makin cerah," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper