Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Tembaga dan Emas Freeport Indonesia Anjlok

Kinerja produksi PT Freeport Indonesia (PTFI) sepanjang tahun lalu mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan 2018 seiring dengan adanya transisi metode penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./Antara-Muhammad Adimaja
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja produksi PT Freeport Indonesia (PTFI) sepanjang tahun lalu mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan 2018 seiring dengan adanya transisi metode penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.

Berdasarkan laporan operasi dan keuangan 2019 Freeport-McMoRan Inc., produksi tembaga Freeport Indonesia sepanjang periode Januari-Desember 2019 sebanyak 607 juta pounds. Jumlah tersebut anjlok 47,67% dari produksi tembaga 2018 sebanyak 1,16 juta pounds.

Penjualan tembaga Freeport Indonesia juga mengalami penurunan tajam. Sepanjang tahun lalu penjualan tembaga Freeport Indonesia hanya 667 juta pounds, turun 40,9% bila dibandingkan dengan penjualan 2018 sebanyak 1,13 miliar pounds.

Selain itu, harga jual rata-ratanya juga mengalami penurunan dari US$2,89 per pounds menjadi US$2,72 per pounds 

Hasil serupa juga terjadi untuk komoditas emas. Produksi emas Freeport Indonesia pada 2019 tercatat sebanyak 863.000 ounces, merosot tajam sebesar 64,27% dari realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 2,49 juta ounces.

Penjualannya pun mengalami turun signifikan sebesar 58,87% dari 2,37 juta ounces menjadi 973.000 ounces sepanjang tahun lalu. 

Namun, rerata harga jual emas 2019 mengalami kenaikan menjadi US$1.416 per ounce dari rerata harga jual 2018 senilai US$1.254 per ounce.

President & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson mengatakan penurunan tersebut terjadi karena adanya transisi penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.

"Kinerja di kuartal IV/2019 lebih baik dari kuartal IV/2018, meski secara keseluruhan mengalami penurunan. Ini mencerminkan perpanjangan penambangan di Grasberg open pit yang selesai pada Desember 2019," ujarnya dalam conference call yang dilaksanakan Jumat (24/1/2020).

Dia memperkirakan volume penjualan konsolidasi dari Freeport Indonesia akan mendekati 750 juta pounds tembaga dan 0,8 juta ounces emas pada tahun 2020.

"Karena PTFI terus meningkat produksi dari badan bijih bawah tanahnya, produksi logam diharapkan meningkat secara signifikan pada 2021," kata Richard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Lucky Leonard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper