Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun Pabrik Pakan Sendiri, Berdikari Siapkan Dana Rp100 Miliar

Pelaksana Tugas Direktur Utama Berdikari Oksan Panggabean menyatakan rencana pembangunan pabrik pakan ditargetkan dapat dimulai pada 2021 mendatang.
Ayam broiler./Berdikari
Ayam broiler./Berdikari

Bisnis.com, JAKARTA – PT Berdikari (Persero) berencana membangun pabrik pakan sendiri guna mendukung pasokan pakan bagi peternakan unggas kelolaan perusahaan.

Sejauh ini, kebutuhan pakan ternak dipenuhi dengan pasokan dari jasa maklon, yakni kerja sama produksi yang melibatkan pihak kedua selaku pemilik pabrik.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Berdikari Oksan Panggabean menyatakan rencana pembangunan pabrik pakan ditargetkan dapat dimulai pada 2021 mendatang.

Dia menjelaskan bahwa perusahaan masih menyiapkan pendanaan lantaran pembangunan pabrik setidaknya memerlukan Rp100 miliar untuk kapasitas produksi sebesar 15.000 ton per bulan.

"Kami berencana menyiapkan modal untuk pembangunan ini karena dananya sekitar Rp100 miliar. Kinerja kami pada 2018 dan 2019, Alhamdulillah positif dan target 2020 pun ada target perbaikan kinerja. Jadi dana kami yang sudah ada, jika untuk langsung dipakai masih belum memungkinkan," katanya kepada wartawan, Selasa (21/1/2020).

Oksan menjelaskan bahwa dana internal perusahaan bakal dialokasikan untuk rencana bisnis lain pada 2020 ini, yakni pembangunan kandang yang membutuhkan Rp44 miliar dan anggaran untuk perluasan jasa maklon pakan sebesar Rp25 miliar.

Di sisi lain, Oksan pun menyatakan bahwa perseroan tak mengajukan penyertaan modal negara (PMN) untuk stimulus bisnis.

Pembangunan pabrik pakan sendiri menjadi kebutuhan penting perusahaan demi menjamin pasokan bagi ternak yang dikelola. Sejauh ini, kebutuhan pakan dipenuhi melalui pembelian dari produsen lain atau dengan pakan milik perusahaan yang diproduksi melalui jasa maklon.

Oksan menjelaskan pihaknya telah menggandeng PT Pakindo Jaya Perkasa di Jawa Timur untuk produksi pakan yang formulanya berasal dari Berdikari. Adapun, perusahaan tengah menjajal kerja sama produksi pakan dengan PT QL Agrofood di Jawa Barat pada 2020.

"Kami mulai memproduksi pakan sendiri karena untuk menekan biaya operasional. Ongkos angkut pakan dari Jawa Timur ke Jawa Barat Rp250 per kilogram, itu membuat harga pakan tidak kompetitif. Lewat kerja sama setidaknya penghematan mencapai Rp500 per kilogram," lanjutnya.

Di sisi lain, Berdikari bakal menjalin kerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk pengembangan jagung.

Dalam kerja sama tersebut, RNI bakal menyediakan lahan seluas 1.000 hektare sementara SHS menyediakan benih dan menjalankan proses penananaman. Adapun, jaminan serapan produksi jagung dipegang oleh Berdikari guna memenuhi kebutuhan jagung pakan.

Produktivitas jagung sendiri diperkirakan mencapai 7 ton per hektare–8 ton per hektare per tahun. Proses penandatangan kerja sama pun bakal direalisasikan dalam waktu dekat dan akan langsung disusul dengan proses penanaman.

Kerja sama ini pun diharapkan dapat menjawab permasalahan harga dan pasokan jagung yang fluktuatif. Dia mencatat harga pakan setidaknya bisa menyentuh level Rp7.000 per kilogram ketika pasokan bahan baku berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper