Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Putus dengan Garuda, Ini Fokus Sriwijaya Air pada 2020

Direktur Utama Sriwijaya Air Group Jefferson I. Jauwena mengatakan total pesawat yang dimiliki sebanyak 40 unit terdiri atas 24 unit dari Sriwijaya Air dan 16 unit dari NAM Air.
Direktur Utama Sriwijaya Air Group Jefferson I. Jauwena (tengah) sedang menyampaikan rencana strategis maskapai untuk sepanjang 2020 di Kantor Pusat Sriwijaya Air Group, Senin (20/1/2020). BISNIS/Rio Sandy Pradana
Direktur Utama Sriwijaya Air Group Jefferson I. Jauwena (tengah) sedang menyampaikan rencana strategis maskapai untuk sepanjang 2020 di Kantor Pusat Sriwijaya Air Group, Senin (20/1/2020). BISNIS/Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, TANGERANG -- Sriwijaya Air Group akan fokus untuk melakukan normalisasi operasional pesawat pada tahun ini untuk meningkatkan kapasitas.

Direktur Utama Sriwijaya Air Group Jefferson I. Jauwena mengatakan total pesawat yang dimiliki sebanyak 40 unit terdiri atas 24 unit dari Sriwijaya Air dan 16 unit dari NAM Air. Namun, yang dioperasikan masing-masing hanya 14 unit dan 11 unit.

"Tahun ini, kami akan fokus untuk mengembalikan operasional alat produksi menjadi seperti semula. Tahun lalu, alat produksi kami drop drastis," kata Jefferson, Senin (20/1/2020).

Dia berencana meningkatkan alat produksi untuk Sriwijaya Air sebanyak tiga unit pesawat dari armada yang sebelumnya masih dalam perawatan (maintenance) menjadi kembali beroperasi (return to service). Diprediksi akhir Januari 2020 sudah bisa digunakan.

Jefferson memastikan tidak akan ada pembelian pesawat baru dalam waktu dekat. Terlebih, masih ada beberapa unit pesawat yang masih dalam perawatan dan menunggu untuk dioperasikan kembali.

Menurutnya, peningkatan alat produksi bisa membuat maskapai meningkatkan frekuensi ataupun menambah rute penerbangan. Akan tetapi, pembahasan soal optimalisasi rute penerbangan masih dalam proses kajian internal.

Jefferson mengakui sejak tahun lalu ada beberapa rute yang operasionalnya dikurangi dan bahkan dihentikan. Beberapa contohnya adalah rute Jakarta-Banyuwangi dari sebelumnya dua kali per hari dan Jakarta-Malang dari sebelumnya tiga kali per hari menjadi nihil.

"Kami mencoba mengembalikan kepercayaan masyarakat dulu. Tahap awal adalah mengembalikan alat produksi menjadi normal," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper