Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Bidik 17 Juta Wisman pada 2020

Kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2020 ditargetkan mencapai 17 juta orang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (kedua kiri) bersama Wakil Menteri Pariwisata Angela Tanoesodibjo (kedua kanan) menyaksikan maket candi Borobudur saat mengunjungi Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (19/12/2019)./ ANTARA -Anis Efizudin
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (kedua kiri) bersama Wakil Menteri Pariwisata Angela Tanoesodibjo (kedua kanan) menyaksikan maket candi Borobudur saat mengunjungi Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (19/12/2019)./ ANTARA -Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA — Kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2020 ditargetkan mencapai 17 juta orang.

Asisten Deputi Investasi Pariwisata Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hengky Manurung menjelaskan meskipun pihaknya mengubah target berdasarkan kualitas, namun dia tidak menampik masih mengandalkan kuantitas dari kunjungan turis asing.

Hengky mengatakan jika melihat dari prediksi realisasi jumlah kunjungan wisman sepanjang 2019, pihaknya hanya bisa menargetkan sebanyak 17 juta orang dengan lama waktu tinggal sekitar 10 hari.

“Saya pribadi bilang mungkin 17 juta orang wisman dulu. Jadi, kami bilang moderat saja dari pada bilang targetnya 20 juta wisman. Kami bicara 17 juta orang karena 2019 mungkin hanya bisa tercapai sekitar 16,4 juta orang wisman,” kata Hengky, Kamis (16/1/2020).

Sebelumnya, Menparekraf Wishnutama pernah mengatakan pihaknya akan fokus pada peningkatan kualitas wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Dalam hal ini, kualitas yang dimaksud adalah wisman dengan penghasilan tinggi dengan rentang waktu menginap yang lebih lama dan pengeluaran yang banyak. 

Salah satu caranya adalah dengan membagi wilayah destinasi pariwisata. Menurutnya, setiap daerah memiliki target market tersendiri.

“Sebetulnya, ada daerah yang jadi sasaran wisman berkualitas, ada yang mementingkan kuantitas wisman. Jadi, bukan Indonesia secara umum, harus dilihat dulu mana yang berpotensi. Setiap daerah kan beda. Contohnya Bali, Kuta, sama Nusa Dua kan beda kelas wismannya,” tuturnya.

Dia mengakui selama ini wisman kelas menengah ke bawah masih mendominasi. Tak jarang wisman tersebut ketika datang ke Indonesia mengalami masalah finansial sehingga cenderung melakukan tindak kriminal. 

Menurutnya, banyaknya wisman kelas menengah ke bawah tersebut merupakan dampak dari kebijakan bebas visa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper