Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Agribisnis Masih Terkontraksi

Secara rinci dikutip dari SKDU Kuartal IV/2019, selain sektor agribisnis ada pula sektor pertambangan dan penggalian dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) -1,25. Penurunan di sektor pertanian terjadi khususnya pada subsektor tanaman bahan makanan (tabama) yang dipengaruhi kemarau yang berkepanjangan dan rendahnya curah hujan pada awal musim tanam kuartal IV/2019.
Petani menyemprot pestisida di ladang bawang miliknya di Argapura, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (14/4)./Antara-Dedhez Anggara
Petani menyemprot pestisida di ladang bawang miliknya di Argapura, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (14/4)./Antara-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan, melalui Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kuartal IV/2019, sektor agribisnis yang meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan mengalami kontraksi 2,03%.

Secara rinci dikutip dari SKDU Kuartal IV/2019, selain sektor agribisnis ada pula sektor pertambangan dan penggalian dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) -1,25. Penurunan di sektor pertanian terjadi khususnya pada subsektor tanaman bahan makanan (tabama) yang dipengaruhi kemarau yang berkepanjangan dan rendahnya curah hujan pada awal musim tanam kuartal IV/2019.

Adapun berdasarkan sektor ekonomi, ekspansi kegiatan usaha tertinggi terjadi pada sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan dengan SBT 3,01%, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mencatat SBT 2,76%, diikuti oleh sektor Jasa-jasa dengan SBT 2,51% dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan SBT 1,06%.

Meski demikian Bank Indonesia menegaskan, kegiatan usaha akan meningkat pada kuartal I/2020, tecermin dari SBT prakiraan kegiatan usaha sebesar 10,70%, lebih tinggi dari SBT 7,79% pada kuartal sebelumnya.

“Peningkatan terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi, seperti sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan dengan SBT 3,31%, sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan dengan SBT 1,58% dan sektor Industri Pengolahan dengan SBT 1,52%,” tulis Bank Indonesia dikutip Senin (13/1/2020).

Sementara itu dari sisi kapasitas produksi, sejalan dengan melambatnya kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai pada kuartal IV/2019 tercatat sebesar 74,41%. Posisi ini lebih rendah dibandingkan dengan 75,42% pada kuartal III/2019.

Bank Indonesia menyebut, kapasitas produksi tertinggi terdapat pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 79,06%, diindikasi sejalan dengan tingginya kebutuhan listrik di Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Sementara itu, penggunaan kapasitas produksi terendah terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 70,88%.

Dari sisi harga jual, hasil SKDU menggambarkan tekanan kenaikan harga jual pada kuartal IV/2019 relatif meningkat dengan nilai SBT sebesar 14,88%, lebih tinggi dibandingkan dengan 13,15% pada periode sebelumnya. Berdasarkan sektor ekonomi, meningkatnya tekanan harga jual khususnya terjadi pada sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.

“Hal ini seiring dengan naiknya permintaan bahan makanan pada Hari Besar Keagamaan Nasional [HBKN] natal dan libur akhir tahun, di tengah telah berakhirnya musim panen,” tulis Bank Indonesia.

Adapun pada kuartal IV/2019, SBT harga jual sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 3,22%, meningkat dari 1,75% pada kuartal sebelumnya. Peningkatan tekanan harga diprakirakan juga terjadi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dengan SBT sebesar 1,03% yang meningkat dari 0,72% pada kuartal III/2019.

Peningkatan permintaan terhadap berbagai moda transportasi pascaperayaan Natal, Tahun Baru, dan libur akhir tahun menjadi alasan utama peningkatan harga di sektor tersebut.

Sementara itu pada kuartal I/2020 tekanan harga jual diprakirakan relatif stabil dengan SBT sebesar 14,86% dibandingkan dengan 14,88% pada kuartal sebelumnya. Meskipun demikian, harga jual pada sektor Industri Pengolahan diprakirakan mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan upah minimum di awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper