Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Properti di Australia Bakal Lebih Cerah

Secara nasional, nilai hunian di Australia tumbuh 1,20 persen yang terjadi selama 4 bulan berturut-turut sejak Juli 2019 dan kenaikan bulanan terbesar sejak Mei 2015.
Sydney, Australia/Istimewa
Sydney, Australia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pengembang properti di Australia Crown Group memprediksi pasar properti di Australia bakal mengalami perbaikan pada tahun ini jika melihat capaian kinerja perusashaan pada 3 bulan terakhir tahun lalu.

Direktur Penjualan Crown Group Prisca Edwards menjelaskan bahwa kondisi perekonomian dan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang positif, serta tingginya pengeluaran Pemerintah Kota Sydney dalam hal infrastruktur transportasi meningkatan kepercayaan di sektor pasar hunian.

Selain itu, Crown Group juga mendapat dorongan dari jumlah penjualan yang mencapai lebih dari Rp460 miliar selama kuartal IV/2019. Hal itu menjadi kunci utama optimisme Crown Group pada pasar properti Australia yang lebih cerah pada 2020.

“Kepercayaan telah kembali ke pasar properti Australia dengan pemotongan suku bunga reserve bank dan mulainya musim penjualan pada musim semi—musim panas yang kuat secara tradisional. Pembeli mulai kembali ke dua pasar properti terbesar negara itu, Sydney dan Melbourne, serta pertumbuhan positif di Brisbane,” jelas Prosca melalui siaran pers, Senin (13/1).

Adapun, di Sydney juga telah dilakukan pekan lelang tersibuk kedua pada sepanjang 2019 yang terjadi selama pekan kedua November. Dalam lelang tersebut, tercatat tingkat pembukaan lelang awal sebesar 81 persen dan 664 penjualan.

Kemudian, antrean pembeli dari musim dingin dan stok yang terbatas juga menyebabkan lonjakan harga properti terjadi di Sydney dan Melbourne selama Oktober. Tercatat nilai unit meningkat sebesar 1,85 persen dengan nilai median A$720.658 di Sydney dan 2,37 persen dengan nilai median A$558.254 di Melbourne.

Jika mengutip laporan CoreLogic Home Value Index, secara nasional nilai hunian di Australia tumbuh sebesar 1,20 persen yang terjadi selama 4 bulan berturut-turut sejak Juli 2019 dan kenaikan bulanan terbesar sejak Mei 2015.

“Para ekonom banyak yang memperkirakan bahwa keterbatasan pasokan apartemen baru, yang turun 20 persen pada Juli [2019], ditambah dengan rekor suku bunga rendah, dapat memicu rebound harga yang cepat untuk harga hunian dalam beberapa bulan mendatang,” lanjut Prisca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper