Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Pasar Properti Diprediksi Belum Bisa Bertumbuh 2 Digit?

Untuk membuat pasar properti pada 2020 lebih bergairah, diperlukan insentif tambahan berupa kemudahan terkait dengan pembiayaan perumahan.
Foto ilustrasi perumahan. / Bisnis Rahman
Foto ilustrasi perumahan. / Bisnis Rahman

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah insentif di sektor properti diperkirakan membuat kondisi pasar properti pada tahun ini bergerak positif. Namun, pertumbuhannya diprediksi masih belum bisa mencapai kisaran dua digit.

Managing Partner Real Estate Management Coldwell Banker Commercial Tommy Bastamy menyatakan bahwa relaksasi loan to value (LTV) yang dikeluarkan Bank Indonesia dan relaksasi di bidang perpajakan bakal menjadi penopang yang membuat kondisi pasar properti properti pada tahun ini bisa lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.

“Sebetulnya kemungkinan angka pertumbuhan industri properti di kisaran dua digit itu tetap ada, tetapi dalam jangka waktu dekat ini saya belum melihat arahnya akan seperti itu [angka pertumbuhan dua digit],” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Tommy mengatakan bahwa pertumbuhan industri properti pada tahun ini sulit mencatatkan pertumbuhan di kisaran dua digit karena sejak beberapa tahun terakhir kinerja sektor properti cenderung stagnan sehingga untuk menggairahkannya kembali masih membutuhkan waktu.

Selain itu, ketidakpastian kondisi ekonomi global juga diperkirakan menjadi tantangan yang berpotensi menghambat pertumbuhan industri properti.

“Mudah-mudahan tren positif di sektor properti ini bisa terus berlanjut sehingga ke depannya angka pertumbuhannya bisa lebih tinggi juga,” kata Tommy.

Untuk membuat pasar properti pada 2020 lebih bergairah, dia menyatakan bahwa diperlukan insentif tambahan berupa kemudahan terkait pembiayaan perumahan.

Sementara itu, Country Manager Rumah123.com Maria Herawati Manik mengatakan bahwa pertumbuhan sektor properti pada tahun ini akan sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi nasional dan kebijakan pemerintah yang dapat merangsang minat beli konsumen.

“Potensi [pertumbuhan] masih ada, tetapi saya tidak mengantisipasi kenaikan properti yang signifikan. Bisa mencapai [pertumbuhan] 10% saja sudah cukup baik meski agak berat,” ujarnya kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.

Kondisi properti pada 2020, imbuhnya, diperkirakan masih cukup berat karena dihadapkan pada beberapa tantangan yang salah satunya ialah gejolak ekonomi global. Meskipun demikian, penyerapan untuk pasokan hunian pada tahun ini diprediksi bisa lebih baik jika dibandingkan dengan 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper