Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sampah Organik Ini Bisa Jadi Pakan Ikan Berprotein Tinggi

Kelompok Leles Lestari olah 7 ton sampah organik menjadi 3,5 ton maggot sebagai bahan baku pakan ikan yang proteinnya tinggi.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyampaikan pidato saat Rakornas KKP di Jakarta, Rabu (4/12/2019)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyampaikan pidato saat Rakornas KKP di Jakarta, Rabu (4/12/2019)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok Leles Lestari dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, mampu mengolah sampah organik menjadi maggot.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menuturkan sampah organik itu terdiri dari kulit nangka, kulit pisang, dan lain-lain yang dikumpulkan oleh masyarakat. Sebanyak 7 ton sampah organik ini katanya dapat menghasilkan 3,5 ton maggot sebagai bahan baku pakan ikan yang proteinnya tinggi.

Maggot atau belatung black soldier fly (BSF) adalah sumber protein yang baik bagi pertumbuhan ikan. BSF dalam bahasa Indonesia dan hermetia illucens dalam bahasa latin merupakan jenis lalat dari sekian banyak jenis lalat yang ternyata memberikan banyak sekali manfaat bagi manusia.

Selama hidupnya, maggot memakan hal-hal yang bersifat organik, dan ini dapat dimanfaatkan untuk menekan limbah organik. Edhy menyebut protein serangga ini memiliki kualitas yang tinggi dan menjadi sumber daya makanan ikan. Selain itu, sebagai salah satu solusi terhadap pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam untuk menghadirkan manfaat bagi kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitar

"Ini capaian luar biasa yang memegang prinsip zero waste (tanpa limbah) dan ini saya kira wajib menjadi rekomendasi bagi pembudidaya ikan lainnya," harapnya.

Edhy menyampaikan pembuatan pakan secara mandiri oleh para kelompok pembudidaya ikan merupakan hal yang penting untuk mengurangi ketergantungan dari pakan pabrikan yang harganya semakin hari semakin mahal.

Oleh karena itu, KKP akan membantu kelompok pakan ikan mandiri dan pembudidaya ikan, terutama dalam penyediaan peralatan yang dibutuhkan guna meningkatkan produksi pakan dan produksi ikan budidaya. "Ini bisa dijadikan barometer program pakan nasional," imbuhnya.

Apalagi kata Edhy, kelompok Leles Lestari mampu memproduksi varian produk ikan sehat dan higienis hasil budidaya dengan brand "green fish farming. Menurutnya ini patut dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan menembus pasar ritel modern, sehingga nilai tambahnya lebih besar atau jika memungkinkan mampu menembus pasar ekspor.

"Dengan label "green fish" akan menarik konsumen global yang preferensinya pada produk organik, aman dan ramah lingkungan," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menjelaskan bahwa program kerja KKP untuk peningkatan budidaya ikan air tawar terus digenjot. Tidak hanya melalui program pakan mandiri, namun juga program budidaya sistem bioflok, minapadi, bantuan bibit dan induk unggul, pembangunan Unit Pembenihan Rakyat, serta kegiatan pendampingan teknologi oleh para penyuluh maupun Unit Pelaksana Teknis DJPB.

"Dukungan yang diberikan saya harap dapat dimanfaatkan sebaik mungkin guna meningkatkan usaha kelompok hingga akhirnya kelompok dapat mencapai kemandirian usaha," tuturnya.

Pimpinan kelompok pakan ikan mandiri, Yosep Purnama mengatakan selain membuat pakan ikan mandiri, kelompok Leles Lestari juga memiliki kolam untuk budidaya ikan mas, nila, gurame dan koi, budidaya ayam organik, budidaya burung berkicau, budidaya tanaman hias, fasilitas mesin dan bank sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper