Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPDP-KS Jajal Investasi di Pasar Keuangan pada 2020

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) berencana menjajal investasi di pasar keuangan mulai 2020 guna meningkatkan penghasilan pengelolaan dana.
Pekerja memasukkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk di salah satu tempat penampungan di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Sabtu (7/12/2019)./ANTARA FOTO-Syifa Yulinnas
Pekerja memasukkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk di salah satu tempat penampungan di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Sabtu (7/12/2019)./ANTARA FOTO-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) berencana menjajal investasi di pasar keuangan mulai 2020 guna meningkatkan penghasilan pengelolaan dana.

Direktur Utama BPDP-KS Dono Boestami mengemukakan pihaknya kemungkinan bakal berinvestasi melalui surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN). Dia menyebutkan sejauh ini BPDP-KS telah berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan guna memperoleh lampu hijau dalam merealisasikan rencana tersebut.

"Selama ini investasi yang kami lakukan masih bersifat tradisional, melalui deposito. Dalam rangka meningkatkan hasil pengelolaan dana kami akan masuk ke surat-surat utang negara," ujar Dono dalam konferensi pers pada Kamis (19/12/2019).

Sepanjang 2019, hasil pengelolaan dana yang dilakukan BPDP-KS tercatat mencapai Rp1,374 triliun, naik 32,75% dibandingkan realisasi pada 2018 yang berjumlah Rp1,035 triliun. Adapun dana awal yang dipakai oleh BPDP-KS untuk investasi tercatat berjumlah Rp2 triliun.

Dono menjelaskan bahwa opsi investasi di pasar uang bisa menjadi alternatif jika dana kelolaan tidak mencukupi untuk menjalankan program. "Tarif pungutan ekspor bisa dinaikkan atau dengan peningkatan hasil dana kelolaan. Itu yang disebut dengan dana abadi dengan alokasi awal Rp2 triliun."

Pada kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDP-KS Kabul Wijayanto mengemukakan pihaknya menargetkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan melalui instrumen investasi tradisional. Menurutnya, keuntungan setidaknya mencapai 1% di atas hasil yang diperoleh pada 2019.

"Deposito kan Rp1,3 triliun, jadi harus lebih tinggi dari deposito jangka panjangnya, terus lebih baik dari sebelumnya. Itu yang harus jadi bahan pertimbangan," ujar Kabul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper