Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Cetak Sawah 2020 Naik

Target cetak sawah baru pada 2020 ditingkatkan menjadi 10.000 hektare (ha) setelah Kementerian Pertanian bertahan dengan target 6.000 ha dalam dua tahun terakhir.
Petani memanen padi di areal persawahan kawasan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/1/2019)./Bisnis-Rachman
Petani memanen padi di areal persawahan kawasan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/1/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Target cetak sawah baru pada 2020 ditingkatkan menjadi 10.000 hektare (ha) setelah Kementerian Pertanian bertahan dengan target 6.000 ha dalam dua tahun terakhir. Kendati target meningkat, program ini dinilai belum cukup signifikan seiring perlunya evaluasi pada realisasi cetak sawah pada tahun-tahun sebelumnya. 

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mencatat realisasi cetak sawah sampai Desember telah mencapai 5.827 ha atau 97% dari target 6.000 ha yang ditetapkan untuk 2019. 

Adapun lokasi program ini mencakup provinsi Aceh dengan target luas 500 ha, Lampung 600 ha, Kalimantan Utara 300 ha, Kalimantan Tengah 300 ha, Sulawesi Selatan 1.250 ha, Sulawesi Tengah 1.300 ha, Sulawesi Utara 750 ha, dan Papua seluas 1.000 ha. Jika diakumulasi, realisasi cetak sawah sejak program ini diluncurkan pertama kali pada 2015 mencapai 203.227 ha dengan perincian 20.070 ha pada 2015, kemudian pada 2016 seluas 129.096, pada 2017 seluas 60.243 ha, dan pada 2018 seluas 6.000 ha. 

Sementara itu, untuk 2020, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy mengemukakan pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp200 miliar untuk merealisasikan cetak sawah. 

Terlepas dari target yang meningkat, Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menyoroti pentingnya evaluasi dalam pelaksanaan program tersebut. Dia mengatakan pemerintah di tingkat pusat maupun daerah perlu berkoordinasi untuk memastikan apakah sawah yang diklaim telah dicetak tersebut benar-benar telah terealisasi. 

“Dari pada terus menambah program, saya kira pemerintah perlu mengevaluasi terlebih dahulu apakah lahan-lahan baru itu benar-benar dicetak, apakah benar-benar ditanami padi dan menjadi sawah?” katanya ketika dihubungi Bisnis, akhir pekan lalu. 

Menanggapi hal ini, Sarwo Edhy mengemukakan pihaknya bakal menjalankan prosedur evaluasi sebelum melanjutkan program cetak sawah. “Kami akan evaluasi dulu. Kami akan lihat apakah lahan yang dicetak selama 2014 sampai 2019 sudah dimanfaatkan atau belum. Kalau sudah clear, baru kami mulai cetak sawah lagi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper