Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK TOL PADANG—SICINCIN : Lambatnya Pembebasan Lahan karena Masalah Harga

Empat warga yang ditemui Bisnis menuntut kejelasan terkait dengan kepastian proyek jalan tol Padang—Sicincin.
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) di sela-sela peresmian pembangunan jalan tol Padang-Sicincin, di Jalan Bypass Kilometer 0, Padang, Sumatra Barat, Jumat (9/2/2018)./Setkab-Anggun
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) di sela-sela peresmian pembangunan jalan tol Padang-Sicincin, di Jalan Bypass Kilometer 0, Padang, Sumatra Barat, Jumat (9/2/2018)./Setkab-Anggun

Bisnis.com, PADANG PARIAMAN — Hujan rintik-rintik mulai membasahi Nagari Sicincin saat Bisnis menyambangi kebun milik Ade Hidayat. Nagari yang masuk wilayah Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman itu menjadi salah satu lokasi proyek jalan tol Padang—Pekanbaru seksi Padang—Sicincin sejauh 30,4 kilometer.

Ade dan orang tuanya mempunyai sebidang tanah dan bangunan serta lahan pertanian dengan luas 1,5 hektare. Posisi lahan tepat di pinggir jalan lintas Padang—Bukittinggi. Belakangan, Ade cemas karena khawatir tanah milik keluarganya bakal dihargai murah seperti yang terjadi di Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai.

Nagari Kasang merupakan salah satu lokasi pembangunan jalan tol Padang—Sicincin, mulai dari STA KM 0 sampai dengan STA KM 4,2. Di lintasan itu, penetapan lokasi sudah diterbitkan. Berdasarkan hasil penilaian kantor jasa penilaian publik, harga tanah di sana dihargai berkisar Rp32.000 sampai dengan Rp288.000 per meter persegi.

"Kami masyarakat sadar, ini untuk pembangunan, tapi janganlah ditekan seperti [penilaian] di Kasang itu, ada yang Rp50.000, ada yang Rp60.000! Masak tanah kami dihargai satu ekor ayam potong," ujarnya saat ditemui Bisnis, Selasa (3/12/2019).

PROYEK TOL PADANG—SICINCIN : Lambatnya Pembebasan Lahan karena Masalah Harga

Foto aerial aktivitas pengerjaan proyek jalan tol Sumatra Barat-Riau ruas Padang-Sicincin KM 0 di kawasan Padang Pariaman, Sumatra Barat, Rabu (4/12/2019). Proyek tol yang pembangunannya diresmikan Presiden Joko Widodo pada Februari 2018 tersebut tersendat dan belum dapat dilanjutkan akibat berbagai faktor salah satunya regulasi pertanahan yang berdampak pada sulitnya proses pembebasan lahan.-Bisnis/Arief Hermawan P.

Ruas tol Padang—Sicincin merupakan satu dari lima ruas proyek jalan tol Padang—Pekanbaru (255 kilometer). Pemancangan tiang pertama ruas Padang—Sicincin telah dimulai pada Februari 2018 oleh Presiden Joko Widodo. Namun, hingga kini progres pembebasan laham masih sangat rendah.

Menurut Ade, di Nagari Sicincin, harga tanah di samping jalan raya layak dihargai paling mahal, berkisar Rp1 juta per meter persegi.

Sementara itu, lahan pertanian berupa sawah dibanderol Rp700.000 per meter persegi. Makin menjorok ke dalam, bisa makin rendah. Lokasi menentukan harga.

Selain Ade, Bisnis juga menemui empat warga pemilik tanah lain. Mereka memiliki lahan mulai dari 1 hektare hingga 4 hektare. Mereka mewakilkan pendapatnya kepada Ade yang saat ini menjabat Wali Korong atau serupa Ketua Rukun Tetangga.

Empat warga yang ditemui Bisnis menuntut kejelasan terkait dengan kepastian proyek jalan tol Padang—Sicincin. Ade mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya sudah beberapa kali mendapat undangan musyawarah. Tim survei juga kerap bertandang melakukan pengukuran.

PROYEK TOL PADANG—SICINCIN : Lambatnya Pembebasan Lahan karena Masalah Harga

Ade menunjukkan satu patok berwarna merah dengan tinggi sekira 20 sentimeter. Patok itu terletak sekira 100 meter dari rumahnya. Beberapa kali musyawarah diadakan, belum ada titik terang soal berapa harga yang ditawarkan pemerintah.

"Kami ingin jelas saja, jadi tidak proyeknya. Kalau jadi, harganya jelas dan pantas. Tidak ada masalah lain, apalagi politik," terangnya.

Nadanya tegas saat menyebut politik. Ade menepis anggapan bahwa pembebasan lahan lambat karena faktor politis.

Sumatra Barat merupakan basis pendukung calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Pasangan nomor urut 2 dalam Pemilihan Presiden 2019 ini mendulang 2,48 juta atau 85,92%, sedangkan Joko Widodo dan  Ma'ruf Amin hanya meraih 407.761 suara atau 14,08%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper