Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Per Agustus 2019, Investasi di Indonesia Capai Rp48,97 Triliun

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyatakan bahwa Indonesia telah berhasil mengeluarkan sumber pembiayaan inovatif.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia terpilih, Destry Damayanti diperkenalkan saat Rapat Paripuna ke-23 Masa Persidangan V Tahun 2018-2019 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/7/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia terpilih, Destry Damayanti diperkenalkan saat Rapat Paripuna ke-23 Masa Persidangan V Tahun 2018-2019 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/7/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Sampai Agustus 2019, investasi di Indonesia mencapai Rp48,97 triliun.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyatakan bahwa Indonesia telah berhasil mengeluarkan sumber pembiayaan inovatif. Sejumlah sumber itu antara lain; obligasi proyek, obligasi hijau, obligasi syariah, obligasi terkait rupiah, obligasi abadi, dan produk terstruktur seperti sekuritas yang didukung aset, kontrak investasi kolektif untuk investasi real estat, dan reksadana partisipasi terbatas.

“Semuanya, berjumlah sekitar Rp48,97 triliun atau US$3,5 miliar pada Agustus 2019,” ujar Destry di Kantor Bank Indonesia, Senin (2/12/2019).

Dilansir dari Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III/2019 Bank Indonesia, pertumbuhan investasi bangunan pada kuartal III/2019 cukup tinggi sebesar 5,03% (yoy), meskipun lebih rendah dari capaian pada triwulan sebelumnya 5,46% (yoy).

Adapun pertumbuhan investasi bangunan didorong oleh pembangunan proyek strategis nasional yang terus berlanjut, seperti infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, bendungan, dan pembangunan kawasan ekonomi yang berlangsung di berbagai wilayah.

Sementara itu, investasi nonbangunan tumbuh 1,95% (yoy) pada kuartal III/2019, lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,70% (yoy). Perlambatan investasi nonbangunan sejalan dengan perbaikan ekspor yang masih terbatas. Hal itu terindikasi dari penjualan alat angkut dan alat berat untuk mendukung kegiatan di lapangan usaha pertambangan yang mengalami penurunan.

Bank Indonesia menyimpulkan, perkembangan tersebut memengaruhi pertumbuhan investasi secara keseluruhan yang tercatat 4,21% (yoy) pada kuartal III/2019, lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,01% (yoy).

Destry menambahkan, untuk mendukung prediksi perbaikan iklim investasi mulai kuartal IV/2019, pihaknya akan meningkatkan kreativitas untuk menghasilkan pipa yang stabil dari proyek-proyek siap investasi yang dapat diterima dengan baik oleh investor swasta.

Dia menegaskan, kebijakan utama dan reformasi menjadi dasar untuk memperbaiki iklim investasi dalam kondisi perlambatan ekonomi dunia, termasuk reformasi hukum, untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pengembangan proyek dan memfasilitasi investasi.

“Bank Indonesia dan pemerintah akan terus bekerja bahu membahu: memperkuat ketahanan, mempertahankan optimisme investor, memajukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” terang Destry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper