Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Namarin Nilai Pelabuhan Patimban Sulit Jadi Hub, Ini Alasannya

Direktur National Maritime Institute (Namarin) Jakarta Siswanto Rusdi menilai harapan Presiden Joko Widodo tersebut sangat berlebihan di tengah kondisi perekonomian nasional saat ini.
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat./Bisnis.com
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pelabuhan Patimban di Subang yang rencananya akan beroperasi pada Juni 2020 dinilai tidak bisa memenuhi harapan pemerintah yang ingin menjadikannya sebagai hub terbesar otomotif dan logistik.

Direktur National Maritime Institute (Namarin) Jakarta Siswanto Rusdi menilai harapan Presiden tersebut sangat berlebihan di tengah kondisi perekonomian nasional saat ini. Dia meminta agar pemerintah tidak perlu mengumbar harapan besar pada pelabuhan baru itu.

“Sebaiknya tidak perlu mengumbar harapan besar pada Patimban, menjadi hub terbesar tentu berkaitan juga dengan logistik dan industrinya,” katanya, Selasa (3/12/2019).

Dia mencontohkan Pelabuhan Kuala Tanjung yang ada di tepi Selat Malaka yang hingga kini jumlah kapal yang singgah belum sesuai ekspektasi yang dicanangkan.

Padahal, Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan bisa bersaing dengan Pelabuhan Tanjung Pelepas dan Port Klang Malaysia. "Dulu juga dicanangkan menjadi hub terbesar di Selat Malaka,” ungkapnya.

Sementara itu, Pelabuhan Patimban yang posisinya dekat dengan Jakarta, Siswanto memprediksikan juga sulit bersaing dengan Pelabuhan  Tanjung Priok. Posisinya terjepit antara Tanjung Priok dan Tanjung Perak di Surabaya.

Di tengah perang dagang antara Amerika dan China, Siswanto menyebut harapan pemerintah untuk menjadikan Patimban sebagai hub terbesar di tahun 2027 sulit tercapai.

“Perekonomian kita ini sekarang sedang terpuruk, industri sedang lesu, tiba-tiba ada wacana Patimban sebagai hub terbesar untuk otomotif dan logistik, itu sulit dan kapal mana yang mau singgah di pelabuhan itu,” ujarnya.   

Proyek pembangunan Pelabuhan Patimban secara keseluruhan dilakukan dalam 3 tahap. Tahap 1 fase 1, akan diselesaikan pada bulan November 2020 dengan kapasitas kapasitas 218.000 kendaraan untuk terminal kendaraan dan 250.000 TEUs untuk terminal peti kemas. 

Saat meninjau pembangunan Pelabuhan Patimban, Presiden Joko Widodo yang didampingi oleh Menhub dan Menteri PUPR melontarkan ekspektasinya pelabuhan itu akan menjadi hub di Indonesia. Pelabuhan baru itu dibangun dengan biaya lebih kurang Rp40 triliun.

 

 


Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan pada tahap 1 fase 2 yang ditargetkan pada tahun 2021-2023, dengan kapasitas optimum untuk kendaraan itu adalah 600.000 kendaraan dan kontainer sejumlah 3,75 juta TEUs. 


Tahap 2 dan tahap 3 akan dilakukan pada 2024-2027 yaitu dilakukan pengembangan terminal peti kemas hingga mencapai kapasitas maksimal yaitu di atas 7 juta TEUs. Total luas pelabuhan ini adalah 654 hektar dengan rincian 300 hektar untuk terminal peti kemas dan terminal kendaraan serta 354 hektar akan diperuntukkan back up area berisi area pergudangan, perkantoran, pengelolaan, dan area bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper