Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JBIC Menghadap Jokowi, ingin Investasi Dana Abadi di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan kedatangan perwakilan Japan Bank for International Cooperation menemui Presiden Joko Widodo untuk membahas pembentukan dana abadi (sovereign wealth fund).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./Antara
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan kedatangan perwakilan Japan Bank for International Cooperation menemui Presiden Joko Widodo untuk membahas pembentukan dana abadi (sovereign wealth fund).

Adapun, Japan Bank for International Cooperation diwakili oleh Gubernur JBIC Tadashi Maeda, sedangkan Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

“Jadi follow up kemari, akhirnya kita bikin sovereign wealth fund antara Indonesia, Jepang, nanti juga Amerika. Sekarang prosesnya lagi dikerjakan, Pak Erick, Pak Tiko [Wakil Menteri BUMN] lagi ngerjain itu, Bu Ani [Menteri Keuangan] dan dari kantor saya,” katanya di Istana Negara, Selasa (3/12/2019).

Namun, dia enggan menyatakan nilai investasi yang akan dikeluarkan JBIC terkait pembentukan dana abadi di Indonesia. Menurutnya, pembentukan dana abadi cukup urgen untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

“Kita ini agak ketinggalan dengan negara lain soal sovereign wealth fund. Singapura, India, Egypt, Rusia, Uni Emirat Arab, China, Jepang, semua sudah punya sovereign wealth fund. Kita aja yang belum,” jelasnya.

Sementara itu, Sri Mulyani mengemukakan kedatangan JBIC lebih banyak mendiskusikan ketertarikan bank tersebut untuk menanamkan investasinya di Tanah Air. Adapun, sejumlah bidang yang disinggung antara lain perumahan, pembangunan infrastruktur, dan manufaktur.

“Kalau angka, nantinya mereka pokoknya kebutuhan investasi Indonesia yang besar mereka anggap sebagai salah satu negara prioritas dan destinasi,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper