Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dongkrak Kinerja Perseroan, Sang Hyang Seri Siap Ubah Arah Bisnis

PT Sang Hyang Seri (Persero) (SHS), badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor pertanian, berencana mengubah arah bisnis perusahaan demi mendongkrak performa yang tercatat berada di zona merah sepanjang 2018.
Petani merontokkan padi hasil panen di areal persawahan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Rachman
Petani merontokkan padi hasil panen di areal persawahan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sang Hyang Seri (Persero) (SHS), badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor pertanian, berencana mengubah arah bisnis perusahaan demi mendongkrak performa yang tercatat berada di zona merah sepanjang 2018.

Direktur Utama SHS Karyawan Gunarso mengemukakan perusahaan bakal menjajal pengembangan industri pengolahan tanaman pangan dengan memanfaatkan aset lahan yang dimiliki. Dari total 3.900 hektare (ha) lahan milik perseroan yang berlokasi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, sekitar 300 ha akan dialokasikan untuk industri hilir yang terpadu.

“Kami akan tetap menggunakan 3.200 hektare lahan yang kami miliki sebagai basis on farm. Perbenihan dan sisi hulu akan tetap berjalan, tapi kami akan masuk ke kawasan industri pangan atau industri agro di Sukamandi sehingga ke depan menjadi kawasan industri,” ujarnya, Senin (2/12/2019).

Karyawan mengharapkan pengembangan industri pangan di Sukamdani bisa menjadi hub atau penghubung seiring berkembangnya wilayah segitiga emas di sekitar Pelabuhan Patimban, Bandar Udara Kertajati, dan kawasan industri Subang. Selain bergerak di sektor hulu dan pengolahan, dia menyatakan perusahaan juga akan menyiapkan usaha penunjang logistik demi mempermudah pemasaran.

Terkait rencana tersebut, Karyawan masih belum bisa membeberkan kebutuhan investasi demi menunjang perluasan usaha perusahaan. 

Perusahaan pelat merah tersebut tercatat menerima penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp400 miliar pada 2015 dengan realisasi dana sampai kuartal II/2019 sebesar 95,8% dan realisasi fisik sebesar 79,46%.

Dari segi realisasi produksi benih, Karyawan mengemukakan capaian masih jauh di bawah target 2019 yang berjumlah 77.161 ton. Untuk 2020, dia mengharapkan realisasi produksi setidaknya bisa mencapai 60%–70% dari kapasitas terpasang sebanyak 92.500 ton.

“Tahun ini kami masih belum capai target masih di bawah 30.000 ton. Ini PR kami untuk pembenahan pada tahun depan,” tutup Karyawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper