Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemberitaan Negatif Soal Wisata Bali & Pulau Komodo Tak Pengaruhi Kunjungan Turis

Pemberitaan negatif mengenai pariwisata di Pulau Bali dan Pulau Komodo oleh media perjalanan dan pariwisata Fodor’s dinilai tidak akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke kedua daerah tersebut.
Taman Nasional Komodo/www.australiangeographic.com.au
Taman Nasional Komodo/www.australiangeographic.com.au

Bisnis.com, JAKARTA - Pemberitaan negatif mengenai pariwisata di Pulau Bali dan Pulau Komodo oleh media perjalanan dan pariwisata Fodor’s dinilai tidak akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke kedua daerah tersebut.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B. Sukamdani memperkirakan dampak negatif pemberitaan media asal Amerika Serikat cenderung kecil. Dia meyakini wisman dan wisnus tidak akan terlalu terpengaruh oleh rekomendasi yang diberikan oleh Fodor’s tersebut.

“Saya yakin dampaknya kecil. Tidak mungkin minat berkunjung ke kedua kawasan itu akan turun hanya karena pemberitaan dari Fodor’s. Masyarakat tidak bodoh kok, dengan hanya meyakini rekomendasi atau pemberitaan dari satu media saja,” kataya dalam jumpa pers PHRI, Kamis (21/11/2019).

Kendati demikian dia mengakui ulasan dari Fodor’s, terutama terkait dengan pengelolaan sampah plastik di Bali perlu diperhatikan pemangku kebijakan di Indonesia. Pemerintah menurutnya harus lebih efektif dalam mengelola sampah plastiknya, agar menciptakan kenyamanan bagi wisatawan.

Di sisi lain dia menilai ancaman penurunan wisatawan di Pulau Komodo tak serta merta hanya dari ulasan Fodor’s. Menurutnya, indikasi penurunan jumlah wisatawan ke daerah tersebut justru mulai tampak ketika pemerintah berencana menaikkan tarif retribusi bagi wisman untuk berkunjung ke Pulau Komodo.

“Maka dari itu, kami berharap besaran retribusi yang ditetapkan pemerintah jangan Rp14 juta. Terlalu mahal, dan dampaknya justru akan menurunkan minat wisman terlalu dalam,” katanya.

Hariyadi mengakui niat pemerintah menetapkan tarif yang tinggi untuk berwisata ke Pulau Komodo cukup baik. Langkah itu diperlukan lantaran pulau tersebut merupaakan salah satu cagar alam warisan dunia yang harus dilindungi keberlangsungannya.

“Namun pemerintah sebenarnya bisa mencari cara lain, seperti mengembangkan destinasi wisata lain di sekitaran Pulau Komodo. Supaya wisatawan tidak terkonsentrasi hanya berkunjung ke Pulau Komodo saja,” katanya.

Adapun, sebelumnya dalam situs fodors .com, Pulau Bali dan Pulau Komodo masuk dalam daftar “The Places That Don’t Want You”, yang artinya kedua daerah tersebut disarankan untuk tidak dikunjungi.

Bali disebutkan menjadi daerah yang menderita overtourism dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu akibatnya, terjadi kelangkaan air bersih di daerah tersebut akibat pembangunan penginapan yang terlampau masif.

Sementara itu, dalam ulasannya Fodor’s mengakategorikan Pulau Komodo sebagai destinasi wisata yang memiliki retribusi yang tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper