Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Konsumsi Nasional, Produsen Baja Kerek Produksi

PT Krakatau Steel Tbk. menyatakan telah meningkatkan utilitas pabrikan menjadi sekitar 80%-85% pada awal kuartal IV/2019.
Pabrik baja /Bisnis.com
Pabrik baja /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah maraknya produk baja impor, industri baja nasional memacu produksi baik dengan peningkatan utilitas, diversifikasi produk, maupun penambahan kapasitas terpasang.

PT Krakatau Steel Tbk. menyatakan telah meningkatkan utilitas pabrikan menjadi sekitar 80%-85% pada awal kuartal IV/2019. Utilitas pabrikan Krakatau Steel pada kuartal II/2019 sekitar 60%.

“[Produksi] Mei itu 80.000 ton per bulan, Juni itu 100.000 ton per bulan, Juli itu 120.000 ton, Oktober kemarin kami jual 160.000 ton. Kalau sudah bisa jualan segitu pada Oktober sudah di sekitar 80%,” kata Direktur Pengembangan Bisnis Krakatau Steel Melati Sarnita baru-baru ini.

Melati mengatakan perseroan juga meningkatkan siklus produksi hingga tiga kali lipat menjadi 90 hari. Menurutnya, efisiensi tersebut dilakukan agar perseroan dapat lebih adaptif dalam mengikuti perkembangan pasar.

Melati menyatakan perseroan juga melakukan efisiensi di luar proses produksi seperti pengurangan tenaga kerja pihak ketiga dan efisiensi bisnis anak perusahaan. Menurutnya, pengurangan tenaga kerja pihak ketiga meringankan biaya tenaga kerja hingga 30% dari total beban tenaga kerja.

“Ongkos pegawai saya itu besar sekali, sekitar US$3 juta per bulan. Efisiensi itu suatu keharusan kalau kami mau kembali ke industrial benchmark. Kami harus perbaiki rasio orang yang bekerja terhadap kapasitas produksi,” katanya.

Selain peningkatan utilitas, Melati menargetkan fasilitas produksi Hot Strip Mill (HSM) II perseroan akan mulai berproduksi pada awal kuartal II/2019. HSM II menelan investasi senilai US$515 juta dan akan memproduksi sebanyak 1,5 juta ton baja per tahun.

Walaupun tahap pembangunan HSM II telah mencapai 95%, menurutnya ada beberapa tahap yang tidak bisa dilewati untuk mulai berproduksi. Pasalnya otomatisasi produksi pada HSM II cukup tinggi.

Sementara itu, PT Krakatau Posco menyatakan akan mulai memproduksi baja canai panas (hot rolled coil/HRC) pada tahun depan. HRC kerap digunakan untuk keperluan pembangunan infrastruktur. Perseroan berencana akan mengubah 750.000 pelat baja perseroan menjadi HRC pada 2020.

“Untuk jangka pendeknya memang untuk HRC dulu. Mulai penjualan 2020.,” ujar Presiden Direktur Krakatau Posco Kim Jhi Young.

Kim mengatakan perseroan mengucurkan investasi senilai US$400 juta dalam pengembangan produk tersebut. Pihaknya akan menambah fasilitas blast furnace dengan kapasitas 1,5 juta ton. Menurutnya, peningkatan kapasitas terpasang perseroan dapat mendorong konsumsi baja nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper