Bisnis.com, MALANG – PT Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) VI Kalimantan mulai mengkaji kemungkinan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih tepat waktu melalui pipanisasi.
Region Manager Comm & CSR Kalimantan Heppy Wulansari mengatakan sebenarnya kebutuhan BBM di Kalimantan tidak sebesar di pulau Jawa, tetapi tantangan distribusinya jauh lebih besar.
Dia mengatakan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kalimantan masih sepenuhnya bergantung kepada tanker lantaran secara geografis wilayahnya besar dan masih berwujud hutan.
Menurutnya dengan pembangunan jalur pipa, maka bisa ikut memangkas waktu penyaluran di antara kilang Balikpapan menuju TBBM Samarinda hingga distribusinya ke daerah-daerah lain di pedalaman.
“Kalau sudah pipa, tidak akan ada lagi pengaruh cuaca. Jadi ada shortcut- nya," katanya usai media Gathering Jumat (10/11).
Selain itu, lanjut, Heppy biaya pengiriman juga menjadi lebih efisien karena terhindar dari gangguan distribusi pada alat angkut.
Baca Juga
Selama ini terjadinya gangguan cuaca, dan gelombang tinggi membuat tanker akan sulit membawa muatan tepat waktu.
Dia mengatakan meski rencana ini baru memasuki tahap awal, sebuah tim dari Pertamina pusat telah diturunkan untuk menyaksikan secara langsung alur distribusi.
Sebagai proyek percontohan, maka jalur pipanisasi dari Balikpapan menuju Samarinda masih dikaji dari sisi ekonomisnya.
Dalam kajian tim tersebut, pembuatan jalur pipa tersebut juga melintasi tol Balikpapan -- Samarinda. Proyek tersebut tidak mudah karena harus melalui pembebasan lahan
Pertamina juga bertanggungjawab mengalirkan minyak di daerah 3T. Wilayah itu, selain sulit dijangkau dengan satu jenis kendaraan, juga belum punya supply point. Untuk memenuhi kebutuhan di wilayah 3T, Pertamina tidak hanya menggunakan satu jenis satu alat transportasi.
Dari tanker menuju mobil tangki, kemudian dikemas dengan drum, lalu diangkut lagi pakai pikap.
“Kemudian masih nyebrang lagi pakai kapal. Di Krayan, kami angkut pakai traktor. Sebenarnya volume (BBM) tidak besar. Ongkos distribusinya yang besar sekali,”paparnya.
Adapun Pertamina MOR VI Kalimantan melayani distribusi 56 kabupaten/kota di 5 provinsi. Dari wilayah itu, perusahaan bekerjasama dengan 398 SPBU regular, 42 SPBN/DN, 54 AMT dan APBU non-reguler (SPBU kompak, modular). Sedangkan untuk penyaluran elpiji, Pertamina menggandeng 26 SPPBE PSO, 7 SPPBE Non-PSO, 228 agen PSO, 63 agen Non-PSO dan 10.087 pangkalan.
Sedangkan skema pendistribusian BBM ke masyarakat memiliki rantai yang cukup panjang. Dari kilang di Balikpapan, tanker pengangkut BBM ke berbagai tujuan. Salah satunya di Terminal BBM (TBBM) Samarinda. Dari situ, BBM ‘dialirkan’ ke SPBU menggunakan truk tangki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel