Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ribuan Babi Mati Diduga Terjangkit ASF, Ini Respons Kementan

Direktur Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengemukakan bahwa sejauh ini vaksin dan obat untuk menangkal virus African Swine Flu (ASF) yang diindikasikan menjangkiti hewan ternak tersebut belum ditemukan.
Peternakan babi/Istimewa
Peternakan babi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kerugian ekonomi yang timbul usai ditemukannya ribuan babi yang mati di Provinsi Sumatra Utara menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah.

Direktur Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengemukakan bahwa sejauh ini vaksin dan obat untuk menangkal virus African Swine Flu (ASF) yang diindikasikan menjangkiti hewan ternak tersebut belum ditemukan. Di sisi lain, penyakit demam babi afrika cenderung menyebar dengan cepat dan luas dan mengakibatkan kematian yang tinggi pada babi.

“Untuk ASF yang menjadi perhatian adalah kerugian ekonomi karena penyebarannya luas dan cepat serta menyebabkan kematian yang tinggi. Hal ini dikarenakan tidak ada vaksin dan obatnya,” ujar Fadjar dalam pesan tertulis kepada Bisnis, Jumat (8/11/2019).

Pihaknya pun belum bisa memastikan apakah kematian ribuan babi di Sumatra Utara disebabkan oleh virus AFS. Sebagaimana dilaporkan pemerintah daerah setempat, kasus kematian akibat virus ASF belum pernah ditemukan di Indonesia dan memerlukan uji laboratorium berkali-kali.

“Dari gejala klinis yang ada dan hasil uji laboratorium mengarah ke ASF. Tetapi ada juga hasil uji sampel yang positif hog cholera,” ujar Fadjar.

Fadjar menerangkan bahwa penanganan ASF di lapangan telah dilaksanakan sesuai pedoman usai kasus kematian babi ini ditemukan. Adapun penanganan ini meliputi penerapan biosecurity, penguburan babi yang mati dan desinfeksi.

“Pencegahan keluarnya babi dan produk yang dari area yang tertular dilakukan. Kami juga mengamankan dan mencegah penyebaran ke area yang masih bebas,” sebutnya.

Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara mencatat ada 11 Kabupaten/Kota yang terkena wabah virus hog cholera yaitu Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Samosir.

Dari 11 kabupaten/kota tersebut sebanyak 4.682 ekor babi dilaporkan mati akibat virus ini. Hingga kini, Pemprov Sumut bersama pemerintah daerah berupaya keras untuk menangani masalah tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper