Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI : Sejak Awal Tahun, Capital Inflow Capai Rp226,7 Triliun

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan aliran modal secara year-to-date (ytd) sudah mencapai Rp226,7 triliun. Total aliran modal ini secara rinci berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp175 triliun, ditambah saham sebesar Rp49 triliun, dan sisanya sekitar Rp2,7 triliun dari beberapa instrument lain, misalnya corporate bonds atau obligasi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan sambutan dalam pembukaan FESyar di Surabaya, Rabu malam, 6/11/2019. (Bank Indonesia)/Fahmi Achmad
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan sambutan dalam pembukaan FESyar di Surabaya, Rabu malam, 6/11/2019. (Bank Indonesia)/Fahmi Achmad

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan aliran modal yang sudah masuk ke Indonesia tercatat Rp226,7 triliun.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan aliran modal secara year-to-date (ytd) sudah mencapai Rp226,7 triliun. Total aliran modal ini secara rinci berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp175 triliun, ditambah saham sebesar Rp49 triliun, dan sisanya sekitar Rp2,7 triliun dari beberapa instrument lain, misalnya corporate bonds atau obligasi.

Selama 1 pekan terakhir, laporan aliran modal masuk atau capital inflow sudah mencapai Rp8 triliun. Porsi terbesar dari capital inflow ini bersumber dari SBN.

“Itu gambaran overall, sehingga terlihat positifnya muncul, dan investor masih positif melihat Indonesia,” kata Dody di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (8/11/2019).

Selain itu, untuk foreign direct investment (FD) atau investasi langsung sampai dengan kuartal III/2019 berdasarkan Laporan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tercatat arus masuk neto sebesar US$4,8 miliar. Surplus ini terutama bersumber dari aliran masuk investasi langsung asing sisi kewajiban.

Surplus tersebut memang masih lebih rendah dari kuartal II/2019 sebesar US$5,4 miliar. Meski demikian pencatatan FDI kuartal III/2019 ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal III/2018 sebesar US$4,5 miliar.

Secara teperinci, arah investasi atau arus masuk neto penanaman modal asing (PMA) di Indonesia sampai kuartal III/2019 mencapai US$5,7 miliar. Angka ini turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya maupun kuartal III/2018 yang masing-masing tercatat sebesar US$5,8 miliar dan US$6,7 miliar.

Adapun dari segi sektoral, PMA selama kuartal III/2019 masih didominasi oleh aliran PMA dari sektor manufaktur, sektor perdagangan, serta sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Aliran PMA pada ketiga sektor tersebut memiliki pangsa sebesar 82,2% dari total PMA, atau senilai US$4,7 miliar.

Meningkatnya aliran masuk modal PMA di sektor manufaktur terutama didorong oleh aktivitas yang dilakukan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan elektronik.

Dia menyatakan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal III/2019 sebesar 5,02%, dan aliran modal yang masih tumbuh, menurut Dody, masih menjadi salah satu katalis positif bagi investor karena ketahanan eksternal dalam ekonomi Indonesia terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper