Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disebut Pecah Kongsi dengan Sriwijaya Air, Ini Penjelasan Garuda

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan awal masuknya emiten berkode GIAA dalam kerja sama operasi adalah dalam rangka mengamankan aset dan piutang negara pada Sriwijaya Air Group.
Pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. meminta iktikad baik Sriwijaya Air Group terkait dengan penyelesaian kewajiban dan utang kepada sejumlah perusahaan negara.

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan awal masuknya emiten berkode GIAA dalam kerja sama operasi adalah dalam rangka mengamankan aset dan piutang negara pada Sriwijaya Air Group. Sriwijaya Air Group membawahi maskapai Sriwijaya Air dan NAM Air.

"Kami saat ini sedang berdiskusi dan bernegosiasi dengan pemegang saham Sriwijaya perihal penyelesaian kewajiban dan utang-utang mereka kepada institusi negara seperti BNI, Pertamina, GMF, Gapura Angkasa dan lainnya," katanya dalam siaran pers, Kamis (7/11/2019).

Dia juga memberikan klarifikasi sehubungan dengan informasi yang beredar di publik perihal penjelasan Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto. Penjelasan tersebut ditujukan kepada perusahaan penyewaan pesawat (lessor) atas pertanyaan mereka tentang posisi Garuda Indonesia atas Sriwijaya Air.

Saat ini, hubungan keduanya adalah sebatas pada business to business dan tanggung jawab Sriwijaya kepada lessor menjadi tanggung jawab maskapai milik keluarga Chandra Lie sendiri.

Dia juga menuturkan sebagai informasi tambahan, direksi masa transisi Sriwijaya yang disepakati bersama telah habis masa tugasnya pada 31 Oktober 2019.

Sebelumnya, Garuda Indonesia Group menegaskan Sriwijaya Air Group sudah bukan menjadi bagian dalam kerja sama operasi yang dijalin antara Citilink Indonesia dan Sriwijaya Air.

Direktur Perawatan dan Servis Garuda Indonesia Iwan Joeniarto mengatakan kondisi tersebut terjadi karena kondisi dan hal tertentu yang membuat kedua pihak tidak mencapai kesepakatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper