Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Turun

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP) Oktober 2019 senilai US$59,82 per barel atau turun dibandingkan dengan posisi September 2019 senilai US$60,84 per barel.
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP) Oktober 2019 senilai US$59,82 per barel atau turun dibandingkan dengan posisi September 2019 senilai US$60,84 per barel.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan faktor yang memengaruhi adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi global sehingga menyebabkan rendahnya permintaan pasar terhadap minyak mentah.

"Asumsi pasar bahwa permintaan minyak mentah global akan tetap melemah seiring memburuknya pertumbuhan ekonomi global juga menyebabkan penurunan harga minyak Oktober," ujarnya, Kamis (7/11/2019).

Tidak hanya itu, faktor sengketa perang dagang yang digalakkan oleh Amerika Serikat dengan China juga masih menjadi pemicu atas pesimisme pasar akan perbaikan ekonomi global.

"Kondisi penyelesaian [perang dagang] ini berdampak langsung terhadap harga minyak mentah global," katanya.

Dalam catatan Tim Harga Minyak Indonesia disebutkan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Oktober 2019 mengalami penurunan dibandingkan dengan September 2019.

Sebut saja seperti Dated Brent yang mengalami penurunan sebesar US$3,05 per barel dari US$62,77 per barel menjadi US$59,72 per barel.

Merujuk laporan International Energy Agency (IEA) periode Oktober 2019, faktor lain penetapan ICP Oktober adalah keyakinan pasar atas jaminan pasokan minyak mentah global (security of supply) seiring dengan semakin meningkatnya stok minyak mentah komersial negara-negara OECD.

"Lebih dari 3 juta barel serta tambahan stok dari negara-negara anggota IEA sebesar 1,6 juta barel yang setiap saat dapat dilepas ke pasar. Ini rekor tersendiri," tambahnya.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh melimpahnya pasokan produk minyak akibat peningkatan aktivitas kilang di beberapa negara Asia.

Terpisah, Direktur Eksekutif IPA yang dijabat Marjolijn Wajong mengatakan pihaknya tetap mengikuti pergerakan harga minyak. Selain itu, peningkatan efisiensi menjadi kunci di tengah kondisi ketidakpastian harga minyak.

“Kami juga terus bekerja sama dengan pemerintah untuk tetap bekerja dan memantau kondisi harga minyak,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper