Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gusur Monopoli di Tol Laut, Menhub Akan Libatkan Startup

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan permasalahan Tol Laut kini karena aktivitas pengguna yang sifatnya ritel.
Menhub Budi Karya Sumadi saat membuka diskusi panel yang diselenggarakan Bisnis Indonesia bertajuk Polemics and Prospects of the Aviation Industry: Airfares, Competition, and Efficiency pada Rabu 25 September 2019./Bisnis-Rio Sandy Pradana
Menhub Budi Karya Sumadi saat membuka diskusi panel yang diselenggarakan Bisnis Indonesia bertajuk Polemics and Prospects of the Aviation Industry: Airfares, Competition, and Efficiency pada Rabu 25 September 2019./Bisnis-Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan akan membuat sistem Tol laut layaknya memesan makanan melalui aplikasi layaknya memesan makanan via Go-food.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan permasalahan Tol Laut kini karena aktivitas pengguna yang sifatnya ritel. Dengan model itu, jumlah pengiriman yang banyak dengan volume kecil dikumpulkan dalam satu kontainer sehingga perlu dilakukan konsolidasi sebelum dikirim.

"Celakanya konsolidasi dilakukan oleh seseorang yang dia akhirnya jadi monopoli. Kita akan melawan monopoli itu dengan sistem," katanya dalam sesi wawancara khusus Bisnis.com, Selasa (5/11/2019).

Dengan sistem baru, Menhub akan mengundang startup terutama pemain besar dengan skala unicorn atau decacorn untuk membantu mengelola Tol Laut.

Budi Karya menegaskan pelibatan unicorn karena bisnis Tol Laut sangat besar. "Ini bisnis yang tidak kecil Rp40 triliun setahun, karena dengan kita subsidi Rp400 miliar itu di scale up jadi Rp40 triliun. Kalau satu unicorn menguasai tersebut pasti menbuat perusahaan baik dan Tol Laut bisa selesaikan dengan baik," tuturnya.

Saat ini, dia menjelaskan tim dari Kemenhub tengah menyiapkan skema bisnis baru dari Tol Laut tersebut yang melibatkan bisnis rintisan seperti Gojek Indonesia atau PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.

"Skemanya seperti Go-food yang banyak toko ada bakmi, nasi goreng dan lain-lain menjadi menunya. Di sini ada orang-orang yang butuh, menu ini disajikan oleh unicorn. Mereka tinggal pesan dan diantarkan," paparnya.

Perbedaannya, terangnya, aktivitas Go-Food dilakukan menggunakan sepeda motor, sedangkan Tol Laut mengirimkannya melalui kapal. Khusus pada Tol Laut, ujungnya ada administrator yang mengurusi barang untuk didistribusikan.

Model bisnisnya jadi sama dengan aplikasi pesan antarmakanan dan bisa diperbesar untuk kebutuhan lainnya. Aktivitas tersebut dapat dilakukan tidak hanya oleh satu pihak tetapi bisa digarap bersama-sama.

"Ini ada satu pembaruan bisnis logistik yang tadinya mata rantainya banyak bisa terpotong," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper