Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK MAKANAN : Kepedulian untuk Berbagi

Mungkin saja hampir sebagian besar orang di Indonesia saat ini juga mengabaikan pentingnya mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan. Namun, tak ada sanksi berupa teguran bahkan mungkin denda terhadap makanan yang tak habis dimakan di Indonesia.
Sejumlah pengunjung bersantap di Toko Oen yang menjadi salah satu ikon wisata kuliner di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Toko yang berdiri sejak 1936 itu saat ini telah dikelola oleh generasi ketiga keluarga Oen dengan mempertahankan berbagai menu khas Kota Semarang serta sejumlah sajian perpaduan bumbu Eropa, Jawa dan China./ANTARA FOTO-Aji Styawan
Sejumlah pengunjung bersantap di Toko Oen yang menjadi salah satu ikon wisata kuliner di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Toko yang berdiri sejak 1936 itu saat ini telah dikelola oleh generasi ketiga keluarga Oen dengan mempertahankan berbagai menu khas Kota Semarang serta sejumlah sajian perpaduan bumbu Eropa, Jawa dan China./ANTARA FOTO-Aji Styawan

Seorang kawan pernah bercerita saat dirinya mengunjungi Jerman beberapa waktu lalu. Suatu waktu dirinya merasa lapar dan harus pergi membeli makan di sebuah restoran yang ada di salah satu sudut kota Negeri Panser itu.

Karena merasa asing dengan sejumlah menu yang tersedia dan didorong rasa penasaran, dirinya pun memesan sejumlah makanan dari buku menu. Lebih dari satu tentu.

Namun setelah makanan itu tiba, ternyata dirinya hanya bisa menghabiskan sebagian porsi hidangan yang tersajikan, sehingga sebagian makanan yang tak dia habiskan tersisa begitu saja di mejanya.

Setelah merasa urusan berkompromi dengan perutnya selesai, dirinya pun memanggil pelayan restoran untuk menyelesaikan pembayaran. Namun alangkah terkejutnya dia, karena si pelayan justru menegurnya dengan sedikit omelan lantaran banyak makanan yang tak dihabiskan.

Inti dari teguran sang pelayan itu adalah kolega saya dianggap tidak menghargai makanan yang telah dipesan itu, karena masih banyak yang tidak dimakannya.

Si pelayan mengingatkan betapa pentingnya mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan agar tak mubazir. Meskipun kita mampu membayarnya, pada sisi lain masih banyak orang yang sama sekali tak bisa mendapatkan makanan dengan layak.

Akhirnya, meskipun masih terheran-heran, kolega tadi pun meminta maaf atas sikapnya. Dia pun siap dikenai denda dengan membayar makanan itu lebih mahal, sesuai aturan di restoran tersebut.

Mungkin saja hampir sebagian besar orang di Indonesia saat ini juga mengabaikan pentingnya mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan. Namun, tak ada sanksi berupa teguran bahkan mungkin denda terhadap makanan yang tak habis dimakan di Indonesia.

Banyak orang sering lupa akan adanya paradoks di negeri ini. Pada satu sisi, masih banyak orang yang tatk bisa menikmati makan dengan baik, pada sisi lain masih banyak yang suka membuang-buang makanan mereka sia-sia.

“Menurut survei lembaga asing, Barilla Center for Food Nutrition, pada 2017 Indonesia bahkan menempati peringkat kedua setelah Arab Saudi yang terbanyak membuang sampah makanan,” ujar Wida Septarina, Ketua Yayasan Lumbung Pangan Indonesia, kepada Bisnis.

Yayasan Lumbung Pangan Indonesia adalah lembaga yang menaungi Foodbank of Indonesia (FOI) yakni organisasi yang aktif turut membantu mengatasi kesenjangan pangan di Tanah Air dengan menjadi jembatan antara pihak yang berlebihan makanan dan masyarakat yang membutuhkan.

Wida menerangkan bahwa saat ini mungkin banyak fakta yang belum semua masyarakat sadari, seperti adanya fakta bahwa satu dari tiga balita di Indonesia mengalami stunting. Menurut Riskesdas Kemenkes 2018, sebanyak 30,8% balita di Indonesia stunting.

Selain itu, selama kurun 2008—2016, Indonesia masih tetap berada pada level serius dalam hal kelaparan. Padahal di negeri ini juga, terdapat sekitar 13 juta ton makanan terbuang setiap tahunnya. Jumlah itu dapat memberi makan hampir 11% populasi Indonesia. Angka yang hampir sama dengan penduduk miskin di Indonesia.

“Padahal dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 1 dan 2 ditegaskan bangsa yang merdeka adalah mereka yang berdaulat atas pangannya sendiri dan mampu mengatur untuk membentuk impian masyarakat yang adil dan sejahtera,” tegasnya.

BANK MAKANAN

Oleh sebab itu, FOI pun mencoba turut berpartisipasi membantu mengatasi kesenjangan pangan tersebut melalui sejumlah program dan terus mengkampanyekan kemerdekaan pangan.

Pertama, seperti dalam pengadaan bank makanan, FOI bekerja sama dengan Superindo. Kerja sama ini adalah setiap makanan di Superindo yang jangka waktu kedaluwarsanya mendekati 8 atau 6 bulan terakhir, harus diturunkan dari rak display, dikumpulkan oleh FOI untuk kemudian diolah dan disalurkan kepada yang membutuhkan.

“Selain mengumpulkan, tugas kami juga harus memastikan terlebih dahulu bahwa makanan itu layak konsumsi. Kalau tidak lolos quality control, kami pastikan tidak akan disalurkan. Untuk pengangkutannya kami menggandeng JNE. Mereka dari bagian CSR-nya,” ujarnya.

Selain FOI, sejumlah lembaga lain yang juga aktif dalam gerakan serupa antara lain Yayasan Food Cycle Indonesia, Garda Pangan, dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Food Cycle Indonesia banyak menyalurkan makanan berlebih dari acara wedding, kantor, dan bakery. Salah satu rekanannya antara lain Bridestory.

“Awalnya kami melihat dari video yang ada di India, yakni menyalurkan makanan berlebih dari wedding. Karena kami lihat wedding di Indonesia juga banyak makanan, kami coba aplikasikan itu di sini,” tutur Astrid Paramita, Co-Founder Yayasan Food Cycle Indonesia.

Saat ini Food Cycle bahkan juga telah menjalin kerja sama dengan sebanyak 36 panti, baik panti asuhan maupun panti jompo sebagai pihak penerima makanan berlebih tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hendra Wibawa
Sumber : Bisnis Indonesia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper