Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Manufaktur Zona Euro Terjebak dalam Kontraksi

Sektor manufaktur zona euro dilaporkan tetap terjebak dalam kondisi yang suram pada Oktober, sehingga meningkatkan tekanan pada pemerintah-pemerintah di kawasan ini untuk menambah stimulus fiskal.
Bendera Uni Eropa/Reuters
Bendera Uni Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor manufaktur zona euro dilaporkan tetap terjebak dalam kondisi yang suram pada Oktober, sehingga meningkatkan tekanan pada pemerintah-pemerintah di kawasan ini untuk menambah stimulus fiskal.

Dilansir dari Bloomberg (Senin, 4/11/2019), indeks manajer pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) manufaktur IHS Markit untuk zona euro naik tipis menjadi 45,9 Oktober dari 45,7 pada bulan sebelumnya.

Meski mampu mencatat sedikit kenaikan dan mengalahkan estimasi, perolehan tersebut tetap menunjukkan kontraksi atau di bawah batas level 50 yang memisahkan dengan ekspansi.

Jerman terus menjadi sumber utama pelemahan manufaktur di kawasan yang terdiri atas 19 negara ini. Selain Jerman, pelemahan juga dialami oleh Italia, Spanyol, dan Austria.

“Sektor penghasil barang-barang berada pada jalur untuk berlaku sebagai hambatan besar kembali terhadap PDB pada kuartal keempat,” ujar Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di IHS Markit.

“Kekhawatiran geopolitik, mulai dari Brexit hingga kebijakan perdagangan AS, terus menciptakan ketidakpastian,” tambahnya.

Jumlah pekerjaan turun dengan laju tercepat sejak awal 2013, sebuah tren yang disebut IHS Markit "sangat mengkhawatirkan" karena meningkatkan risiko penurunan yang meluas ke sektor rumah tangga.

Pesanan-pesanan baru yang masuk (incoming order) pun turun tajam seiring dengan lemahnya permintaan di pasar domestik dan internasional.

Sementara itu, tingkat kepegawaian mencatat penurunan terbesar di Jerman. Pemerintah negara ini semakin mendapat tekanan internasional dari lembaga-lembaga seperti Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional untuk meningkatkan pengeluaran dengan paket stimulus fiskal.

Saat mengakhiri masa jabatannya pekan lalu,Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menyerukan dukungan fiskal dari pemerintah negara-negara kawasan euro. Penggantinya, Christine Lagarde, diperkirakan akan melanjutkan upaya tersebut.

Pada September, ECB meluncurkan paket stimulus moneter baru yang kontensius sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali pertumbuhan dan inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper