Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setoran Pajak dari Sektor Manufaktur masih Seret

Dengan total kontribusi ke penerimaan pajak hampir mendekati 29,2%, kinerja penerimaan manufaktur justru terkontraksi hingga minus 3,2%. Padahal tahun lalu, penerimaan dari sektor manufaktur mampu tumbuh pada angka 11,7%.
Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja penerimaan dari sektor manufaktur belum juga menunjukkan perbaikan hingga September 2019.

Dengan total kontribusi ke penerimaan pajak hampir mendekati 29,2%, kinerja penerimaan manufaktur justru terkontraksi hingga minus 3,2%. Padahal tahun lalu, penerimaan dari sektor manufaktur mampu tumbuh pada angka 11,7%.

"Penerimaan pajak di semua sektor memang mengalami pelemahan tersebut," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di DPR, Senin (4/11/2019).

Adapun jika dicermati, pelambatan setoran dari manufaktur sejalan dengan tren pertumbuhan sektor manufaktur selama 9 bulan terakhir.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri besar dan sedang (IBS) pada kuartal III/2019 tercatat mencapai 4,35% (yoy). Pertumbuhan produksi IBS tercatat lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III/2018 yang mampu mencapai 5,04% (yoy).

Selain laporan BPS, IHS Markit mencatat pada kuartal III/2019 rata-rata Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada pada angka 49,2. PMI Manufaktur Indonesia pun kembali menurun ke angka 49,2 pada Oktober 2019.

IHS Markit menilai bahwa dalam beberapa bulan terakhir hingga Oktober 2019 permintaan baru terus menurun dengan laju penurunan terbesar sejak 2015.

Realisasi ekspor juga ikut menurun meski laju penurunannya tidak setinggi laju penurunan permintaan baru. Hal ini pada akhirnya mendorong sektor manufaktur untuk menurunkan produksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper