Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Transaksi Berjalan dan Pengangguran Tantangan Utama Kabinet Baru

Katadata Investor Confidence Index (KICI) mengatakan Kabinet Indonesia Maju harus fokus mengurus defisit transaksi berjalan atau current account deficit dan pengangguran.
Kapal kargo bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar New Port (MNP), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (25/3/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Kapal kargo bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar New Port (MNP), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (25/3/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Katadata Investor Confidence Index (KICI) mengatakan Kabinet Indonesia Maju harus fokus mengurus defisit transaksi berjalan atau current account deficit dan pengangguran.

Panel Ahli Katadata Insight Center, Damhuri Nasution, menyatakan berdasarkan survei Katadata Investor Confidence Index (KICI) yang dilakukan terhadap 272 investor institusi, para investor meminta tim ekonomi kabinet Pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin memprioritaskan penyelesaian masalah penggangguran.

Damhuri memerinci saat mereka diminta memilih isu prioritas yang harus diselesaikan tim ekonomi kabinet yang baru. Pasalnya sebanyak 83 investor menganggap pengangguran merupakan masalah yang sangat mendesak, 15% menjawab netral, sedangkan sisanya menganggap pengangguran tidak prioritas.

"Responden menilai masalah pengangguran merupakan hal yang paling perlu diprioritaskan untuk segera ditangani,” kata Damhuri dikutip dari siaran pers, Minggu (27/10/2019).

Damhuri menyatakan, meski dalam empat tahun terakhir tingkat pengangguran sudah turun signifkan dari 6,18% pada Agustus 2015 menjadi 5,26% Agustus 2018. Menurut Damhuri, bila ditambahkan dengan dengan persentase penduduk yang setengah menganggur sebanyak 6,62% maka persentase yang menganggur dan setengah menganggur akan menjadi cukup besar, hampir 12%.

Di samping itu, kata dia, ada pula sebagian masyarakat yang terpaksa bekerja di sektor informal karena keterbatasan lapangan kerja di sektor formal.

“Itulah sebabnya banyak masyarakat merasa mencari pekerjaan masih sulit,” ujar Damhuri.

Selain masalah pengangguran, investor menilai masalah defisit transaksi berjalan dan pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah menjadi isu utama yang harus diselesaikan oleh tim ekonomi mendatang.

Sebanyak 79% responden menilai defisit transaksi berjalan ini merupakan masalah prioritas bagi tim ekonomi. Badan Pusat Statistik telah mengumumkan neraca dagang Indonesia pada September defisit sebesar US$160 juta. Sementara itu sepanjang tahun berjalan kumulatif Januari-September defisit perdagangan tercatat mencapai US$1,95 miliar.

“Defisit ini, tentu akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,” ujar Damhuri.

Bila masalah pengangguran ditempatkan sebagai isu paling prioritas yang harus diselesaikan tim ekonomi kabinet baru, masalah undang- undang ketenagakerjaan bagi investor justru ditempatkan sebagai prioritas paling rendah dibandingkan isu lainnya.

Sebanyak 53% investor menganggap masalah ini prioritas, sedangkan 34% menjawab netral, sisanya menganggap tidak prioritas.

Pendapat investor mengenai isu prioritas tim ekonomi kabinet dijaring lewat survei Katadata Investor Confindence Index (KICI) yang dilakukan pada 12-26 September 2019.

Wahyu Prasetyawan, Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC), mengatakan para investor juga menilai situasi ekonomi global saat ini dihadapkan pada disrupsi, seiring dengan perkembangan teknologi digital yang cukup pesat.

"Karena itu, kemampuan adaptasi tim ekonomi kabinet menjadi sangat penting," sambungnya.

Apalagi, kata Wahyu, tantangan ekonomi global semakin berat seiring dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berkepanjangan.

Berdasarkan hasil survei Katadata Investor Confidence Index (KICI) yang dipublikasikan pada Rabu (12/9/2019) lalu menunjukkan bahwa tantangan ekonomi global semakin berat.

Hal ini ditunjukkan oleh tingkat kepercayaan investor atas situasi ekonomi global yang melorot ke angka di bawah 100.

Dalam pengukuran KICI, angka ini menunjukkan, lebih banyak investor merasa pesimistis ketimbang optimistis terhadap situasi perang dagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper