Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Negara Ini Akan Dominasi Pertumbuhan Global di 2024

Ekonomi global yang terbebani oleh ketegangan yang menghambat laju perdagangan internasional dan meningkatnya ketidakpastian, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dalam setengah dekade ke depan di seluruh kawasan.

Bisnis.com, JAKARTA -- Ekonomi global yang terbebani oleh ketegangan yang menghambat laju perdagangan internasional dan meningkatnya ketidakpastian, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dalam setengah dekade ke depan di seluruh kawasan.

Dilansir melalui Bloomberg, tingkat pertumbuhan China diperkirakan akan terus melambat, dan akan menjadi pendorong yang lebih kecil terhadap pertumbuhan produk domestik bruto global dalam waktu dekat.

Pangsa pertumbuhan PDB global China diperkirakan akan turun dari 32,7% pada 2018-2019 menjadi 28,3% pada tahun 2024, pengurangan 4,4 poin poin yang relatif curam.

Menurut perkiraan yang dirilis pekan lalu oleh International Monetary Fund, pertumbuhan global yang lebih lemah, diperkirakan turun menjadi 3% tahun ini dan dalam laju paling lambat sejak krisis keuangan global, akan mempengaruhi 90% ekonomi dunia.

Berdasarkan proyeksi IMF, yang disesuaikan dengan paritas daya beli untuk mengidentifikasi potensi dari masing-masing mesin pertumbuhan, China, Amerika Serikat dan India tetap akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024.

"Untuk sementara, Amerika Serikat untuk masih diperkirakan untuk menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi dunia dengan porsi yang cukup besar, namun posisinya akan digantikan menjadi di bawah India," seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (20/10).

Pangsa pertumbuhan global Amerika diperkirakan akan merosot dari 13,8% menjadi 9,2% pada tahun 2024, sementara prosi India diproyeksikan akan meningkat menjadi 15,5% dan melampaui AS selama periode lima tahun ini.

Dengan kekuatan ekonomi yang tidak kalah besar, Indonesia akan tetap berada di posisi keempat karena ekonominya diperkirakan memiliki pangsa pertumbuhan 3,7% pada tahun 2024,  meskipun sedikit turun dari 3,9% pada 2019.

Kekacauan yang terjadi di Eropa di tengah perjuangan Brexit akan meredupkan pangsa pertumbuhan ekonomi Inggris, yang turun ke posisi ketigabelas dari posisi kesembilan pada lingkup ekonomi global.

Di sisi lain, meskipun pangsa pertumbuhan Rusia terhadap ekonomi global hanya sebesar 2% dan diperkirakan akan bertahan pada angka yang sama untuk lima tahun ke depan, posisinya kemungkinan tidak akan berubah.

Saat ini Jepang berada pada posisi kelima, namun diperkirakan akan turun ke posisi kesembilan pada 2024.

Brasil diproyeksikan akan naik dari posisi kesebelas ke posisi keenam, sementara pangsa pertumbuhan Jerman diperkirakan akan tetap sebesar 1,6% dan berada pada posisi ketujuh dalam daftar ini.

"Mesin pertumbuhan baru yang akan masuk di antara 20 negara teratas dalam lima tahun ke depan antara lain Turki, Meksiko, Pakistan dan Arab Saudi, sementara Spanyol, Polandia, Kanada, dan Vietnam keluar dari daftar ini," tulis IMF.

PROYEKSI IMF

Para pejabat IMF mencatat bahwa dengan penyesuaian kebijakan makroekonomi yang lebih akomodatif di berbagai negara, pertumbuhan diperkirakan akan meningkat secara moderat pada 2020.

Mereka mengamati bahwa setelah 2020, pertumbuhan akan tetap lemah di negara maju, yang mencerminkan pertumbuhan produktivitas yang moderat dan angkatan kerja yang lambat di tengah populasi yang menua.

Adapun di pasar negara berkembang, pertumbuhan diperkirakan akan meningkat secara moderat karena peluang penguatan dari negara-negara yang saat ini berkinerja buruk dan ketika ketegangan semakin mereda.

Setelah 2020, pertumbuhan dalam kelompok ekonomi maju diproyeksikan stabil sekitar 1,6%, sesuai dengan perkiraan World Economic Outlook pada April 2019.

Produktivitas diproyeksikan tetap tumbuh namun dalam laju yang moderat akibat pertumbuhan angkatan kerja yang lebih lambat dari penuaan populasi.

Dalam jangka menengah, pertumbuhan untuk ekonomi negara berkembang diproyeksikan stabil sekitar 4,8%, tetapi dengan catatan akan ada perbedaan di seluruh wilayah.

Di kawasan Asia yang berkembang pertumbuhan diperkirakan akan tetap pada kisaran 6% melalui cakrawala perkiraan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper