Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Darmin Paparkan Empat Prestasi Perekonomian Indonesia Selama 2014-2019 

Capaian Indonesia di bidang ekonomi selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai sudah cukup baik. 
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kanan) saat meresmikan proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (1/4/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kanan) saat meresmikan proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (1/4/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Capaian Indonesia di bidang ekonomi selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai sudah cukup baik. 

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada sebuah acara di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Menurut Darmin, secara makroekonomi, catatan Indonesia terbilang baik. Hal ini dilihat dari empat indikator. 

Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang stabil. Kendati menunjukkan tren perlambatan, Darmin menilai perlambatan Indonesia tidak sedrastis perekonomian negara lain seperti China. 

"Pertumbuhan Indonesia masih di kisaran 5 persen. Bandingkan dengan China yang dari kisaran 8 persen menjadi 6,5 persen. Itu penurunan yang cukup tajam," papar Darmin. 

Prestasi kedua Indonesia adalah mampu menjaga inflasi sesuai target, yaitu +/- 3,5 persen. Darmin menilai torehan ini amat baik mengingat kondisi ekonomi yang tengah goyah. 

Selain itu, angka inflasi yang stabil juga membuat harga-harga barang tidak berfluktuasi secara signifikan. Hal ini menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi. 

Darmin melanjutkan, selama periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi juga mampu menekan angka kemiskinan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan dari 2015 sampai ke 2019 cenderung mengalami penurunan. 

Pada 2015 angka kemiskinan tercatat 28,5 juta jiwa. Pada 2016 angka kemiskinan menurun jadi 27,76 juta jiwa. Pada 2017 angka kemiskinan juga menurun menjadi 26,58 juta jiwa. 

Pada 2018 akhir angka kemiskinan kembali turun menjadi 25,67 juta jiwa, dan pada 2019 sampai semester I tercatat penduduk miskin mencapai 25,14 juta jiwa. BPS juga mencatat, sampai Maret 2018 angka kemiskinan di kota tercatat 7,02 persen sementara di desa masih mendominasi yakni 13,20 persen.

Turunnya angka kemiskinan juga berpengaruh terhadap naiknya rasio gini Indonesia. Sama seperti angka kemiskinan, tren angka rasio gini juga terus menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir. 

"Saya harap pada periode pemerintahan selanjutnya prestasi ini dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan," pesan Darmin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper