Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Tahun Jadi Menteri, Darmin: Komoditas Gula dan Beras Paling Ruwet

Koordinasi soal terkait beras, gula, dan daging menjadi yang paling menyibukkan Darmin Nasution selama 4 tahun menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) saat penyampaian keberatan atas European Union's Delegation Act yang disusun Komisi Eropa, di Jakarta, Senin (18/3/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) saat penyampaian keberatan atas European Union's Delegation Act yang disusun Komisi Eropa, di Jakarta, Senin (18/3/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Koordinasi soal terkait beras, gula, dan daging menjadi yang paling menyibukkan Darmin Nasution selama 4 tahun menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Tiga komoditas tersebut merupakan persoalan yang paling ruwet, sehingga proses koordinasinya juga kerap membingungkan.

"Yang paling ruwet persoalan kita karena macam-macam, satu beras. Kedua adalah gula, yang ketiga tadinya dua tahun pertama paling isu daging," kata Darmin di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Darmin kemudian merinci salah satu persoalan yang paling krusial bagi beras dan gula adalah persoalan data. Data antara kementrerian soal beberapa komoditas tersebut selalu berbeda-beda.

Padahal, untuk memecahkan persoalan mengenai beras misalnya, akurasi data sangat penting. Dengan ketidaksesuaian data antar kementerian, implikasinya bisa beragam bahkan bisa saja salah dalam mengambil kebijakan.

"Bayangkan kalau data tidak disepakati pasti kesimpulannya lain-lain. Sehingga yang satu bilang kurang, tapi di sini enggak di tempat sana tempatnya banyak," jelasnya.

Adapun sebelumnya, BPS memastikan akan melakukan perbaikan metodologi perhitungan data produksi beras dengan metode kerangka sampel area.

Metode ini merupakan perhitungan luas panen, khususnya tanaman padi, dengan memanfaatkan teknologi citra satelit dan peta lahan baku sawah.

Untuk penyediaan data ini, BPS bekerja sama dengan BPPT, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Badan Informasi dan Geospasial serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Melalui metode ini, BPS mencatat luas panen padi Januari-Desember 2018 telah mencapai 10,9 juta hektare dengan potensi produksi padi sebesar 56,54 juta ton gabah kering giling atau setara 32,42 juta ton beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper