Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anda Pemegang Tiket Sriwijaya Air dan NAM Air? Ini Jaminan Kemenhub

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Capt. Avirianto mengatakan, kondisi tingkat keselamatan maskapai milik keluarga Chandra Lie tersebut sudah membaik.
Pesawat Sriwijaya Air menunggu persiapan penerbangan di apron Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (11/12)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pesawat Sriwijaya Air menunggu persiapan penerbangan di apron Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (11/12)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan memastikan standar keselamatan Sriwijaya Air Group telah kembali normal pascamasa berlanjutnya lagi kerja sama manajemen (KSM) dengan Garuda Indonesia Group.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Capt. Avirianto mengatakan, kondisi tingkat keselamatan maskapai milik keluarga Chandra Lie tersebut sudah membaik. Namun, dia enggan memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Update saat ini kondisi mereka sudah normal setelah menjalin KSM. Mengenai tenggat waktu 2 Oktober itu bisa diabaikan saja," kata Avirianto kepada Bisnis.com, Rabu (2/10/2019).

Sebelumnya, Kemenhub memberikan toleransi kepada Sriwijaya Air Group yang membawahi Sriwijaya Air dan NAM Air, untuk memenuhi standar keamanan dan keselamatan hingga 2 Oktober 2019. Adapun, perusahaan bisa memutuskan untuk menghentikan operasinya sendiri tanpa menunggu batas waktu toleransi tersebut.

Sejak perjanjian KSM kembali dilanjutkan, Sriwijaya Air Group mendapatkan dukungan penuh secara bertahap oleh PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk., sehingga kebutuhan perawatan pesawat bisa terpenuhi.

Keberlanjutan kerja sama Sriwijaya Air Group dan Garuda Indonesia Group dinilai bukan cuma menguntungkan kedua pihak. Namun, dia berharap bisa memberikan keuntungan kepada pengguna transportasi udara.

KSM Citilink-Sriwijaya pertama kali dijalin pada 9 November 2018. Kesepakatan tersebut sempat menjadi polemik seusai Sriwijaya Ar Group melakukan perombakan jajaran direksi pada 9 September 2019.

Setelah polemik manajemen yang berlarut-larut, Sriwijaya Air Group dan Garuda Group akhirnya sepakat untuk melanjutkan kerja sama manajemen pada 1 Oktober 2019 setelah dimediasi oleh pemerintah. 

Kelanjutan kerja sama itu menjadi napas bagi Sriwijaya Group setelah sempat muncul dualisme manajemen dan tumpukan tagihan utang maskapai itu. Bahkan, polemik itu sempat memunculkan rekomendasi penghentian operasi sementara Sriwijaya, pengunduran diri direksi, serta gugatan hukum.

Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo sebelumnya menuturkan kesepakatan tersebut dijalin setelah pemerintah memfasilitasi pertemuan kedua grup maskapai. Pihaknya mewakili manajemen Garuda Group.

Juliandra mengatakan implementasi KSM tersebut akan dimulai dengan memberikan dukungan pemeliharaan pesawat Sriwijaya dari GMF AeroAsia. Dukungan terhadap layanan operasional akan dilakukan secara bertahap.

“Sriwijaya akan tetap beroperasi dan mendapatkan dukungan segala hal yang termuat dalam perjanjian KSM. Kami berharap kepercayaan pelanggan terkait dengan keselamatan dan keamanan Sriwijaya dapat pulih.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper