Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi masih di Bawah 7 Persen dalam 5 Tahun Mendatang

Pertumbuhan ekonomi selama lima tahun ke depan diprediksi tidak akan lebih dari 7 persen akibat masih tingginya ketidakpastian ekonomi global.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi selama lima tahun ke depan diprediksi tidak akan lebih dari 7 persen akibat masih tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Sesuai dengan rencana teknokratik Rancangan Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024, Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya sudah menyiapkan tiag skenario pertumbuhan ekonomi selama lima tahun ke depan yakni base line, moderat, dan optimistis.

“Dan angkanya tidak muncul angka 7%, yang paling tinggi yang optimis pun rata-rata hanya 6%. Yang moderat rata-rata 5,7%, yang base line rata-rata 5,4%. Nanti tentunya tergantung dengan Bapak Presiden setelah 20 Oktober, range mana yang akan diambil,” jelasnya di Kantor Presiden, Kamis (3/10/2019).

Penyusunan RPJMN 2020-2024 kali ini diakuinya belajar pada pengalaman ketika penyusunan RPJMN 2015-2019 yang hanya mengandalkan ekonomi domestik dan tidak mempertimbangkan kompleksitas ekonomi dunia.

“Plus kita juga punya PR [pekerjaan rumah] bagaimana ekonomi kita shifting dari ketergantungan sumber daya alam, menjadi lebih kepada nilai tambah, baik melalui industri pengolahan, maupun melalui sektor jas,” ujarnya.

Merujuk pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019, Bambang merinci banyak indikator ekonomi gagal terpenuhi karena tidak mempertimbangkan situasi ekonomi global. Salah satunya terkait target pertumbuhan ekonomi dipatok hingga 8%.

Jika dirinci, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir di kisaran 5% atau lebih rendah dibandingkan target RPJMN 2015-2019 di kisaran 6%-8%. Realisasi pertumbuhan ekonomi lima tahun terakhir juga tercatat lebih rendah dibandingkan target pada RPJMN 2010-2014 yakni sekitar 5,5%-6%.

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi pada 2010-2014 yang relatif tinggi diakibatkan oleh melesatnya harga komoditas. Padahal, pada lima tahun terakhir, masa kejayaan komoditas diakuinya sudah berakhir sehingga Indonesia harus mulai mengurangi ketergantungan kepada sumber daya alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper