Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanpa Investasi Baru Ekspor Elektronik Sulit Tumbuh Tinggi

Gabungan Pengusaha Elektronik memperkirakan kinerja sektor elektronik pada kuartal IV/2019 tidak akan mengalami banyak perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Elektronik memperkirakan kinerja sektor elektronik pada kuartal IV/2019 tidak akan mengalami banyak perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Potensi perubahan kinerja ekspor pada fase akhir tahun itu terbuka hanya jika ada aliran investasi atau relokasi modal dari luar negeri, serta hadirnya permintaan ekspor baru, terutama dari Amerika Serikat.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Ali Soebroto mengatakan bahwa hingga akhir September 2019 atau kuartal III/2019 realisasi kinerja sektor elektronik tidak banyak berubah. Kinerja ekspor masih mengalami penurunan, di tengah penurunan impor yang cukup signifikan.

Kendati demikian, dia menilai pada periode itu defisit neraca perdagangan lebih baik. Menurutnya, tidak akan ada banyak perubahan kinerja untuk sektor elektronik pada akhir tahun ini.

"Impor barang modal turun, ekspor turun. Kalau sama-sama turun, itu menunjukkan ekonomi lesu, meski devisa membaik. Belum ada indikasi perubahan [untuk kuartal IV/2019]," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (1/10/2019).

Pertumbuhan kinerja ekspor sektor elektronika, kata Ali, bisa terjadi pada akhir tahun jika investasi baru dalam jumlah besar terealisasi. Menurutnya, hal itu terbuka dengan relokasi modal produsen elekronik, khususnya dari China.

Namun, dia mengatakan sejauh ini Indonesia tidak menjadi tujuan utama relokasi modal tersebut, melainkan Vietnam.

"Memang ada satu asumsi, Vientam sudah overloaded, sehingga biasanya mulai timbul masalah. Indonesia bisa jadi pilihan selanjutnya," katanya.

Ketua Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manopo menilai lemahnya impor produk elektronik juga terjadi di tengah penurunan konsumsi dalam negeri. Menurutnya, perhelatan pemilihan umum pada paruh pertama cukup memengaruhi hal tersebut. "Semester I/2019 itu memang masih terasa dampaknya hingga akhir September," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper