Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Pengangguran Jerman Turun pada September

Pasar tenaga kerja Jerman secara tak terduga membaik bulan ini, meredakan kekhawatiran bahwa ekonomi negara tersebut meluncur ke dalam resesi.
Karyawan produsen mobil Jerman Porsche mengerjakan Porsche 911 di pabrik Porsche di Stuttgart-Zuffenhausen, Jerman, 19 Februari 2019. /Reuters-Ralph Orlowski
Karyawan produsen mobil Jerman Porsche mengerjakan Porsche 911 di pabrik Porsche di Stuttgart-Zuffenhausen, Jerman, 19 Februari 2019. /Reuters-Ralph Orlowski

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar tenaga kerja Jerman secara tak terduga membaik bulan ini, meredakan kekhawatiran bahwa ekonomi negara tersebut meluncur ke dalam resesi.

Dilansir Bloomberg, jumlah pengangguran di Jerman turun sebanyak 10.000 menjadi 2,276 juta pada bulan September, penurunan pertama dalam lima bulan terakhir. Tingkat pengangguran berada pada 5 persen, mendekati rekor terendah.

Setelah mengalami penurunan pengangguran yang hampir terus-menerus dalam enam tahun terakhir, pasar tenaga kerja di Jerman tengah dilanda kemerosotan ekspor menyusul ketegangan perdagangan global dan politik.

Sektor manufaktur Jerman telah masuk ke jurang resesi, sedangkan sektor jasa yang jauh lebih besar dapat mengikuti jika meningkatnya pengangguran menurunkan tingkat belanja konsumen. Namun, penurunan tingkat pengangguran bulan September mungkin meredakan beberapa kekhawatiran tersebut.

Pemerintah, yang telah meningkatkan dukungan politiknya dengan menjalankan surplus anggaran selama bertahun-tahun, telah mengisyaratkan kesediaannya untuk melangkah dengan dukungan fiskal jika diperlukan. Namun sejauh pemerintah mengatakan tidak melihat alasan untuk bertindak.

Aktivitas manufaktur menyusut pada laju tercepat dalam satu dekade pada bulan September, sehingga memicu perusahaan besar termasuk Henkel dan Continental telah memangkas ekspektasi laba untuk tahun ini.

Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) bulan ini menyetujui untuk meningkatkan stimulus moneter zona euro. Pada saat yang sama, Presiden Mario Draghi mengatakan saatnya memberlakukan kebijakan fiskal dan negara-negara yang masih memiliki ruang kebijakan seperti Jerman harus melakukannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper