Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Akan Lakukan Ekspor Impor Listrik dengan Malaysia sebesar 600 MW

PT PLN (Persero) akan melakukan ekspor impor daya listrik sebesar 600 megawatt (MW) ke Malaysia melalui interkoneksi dari Sumatra ke Semenanjung Malaysia Indonesia atau interkoneksi Sumatra-Peninsular pada 2028. 
Teknisi melakukan penggantian kabel listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Surabaya, Kamis (28/9)./ANTARA-Didik Suhartono
Teknisi melakukan penggantian kabel listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Surabaya, Kamis (28/9)./ANTARA-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) akan melakukan ekspor impor daya listrik sebesar 600 megawatt (MW) ke Malaysia melalui interkoneksi dari Sumatra ke Semenanjung Malaysia Indonesia atau interkoneksi Sumatra-Peninsular pada 2028. 

PLN bersama Tenaga Nasional Berhad (TNB), melalui nota kesepahaman, akan bekerja sama dan berkolaborasi dalam melaksanakan studi interkoneksi. Studi tersebut mencakup beberapa hal, di antaranya tinjauan visibilitas proyek, pemilihan teknologi dan desain, pemilihan jadwal yang realistis, memodelkan skema bisnis, financing, isu legal dan peraturan, serta untuk melakukan penilaian terhadap risiko terkait proyek.

Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto menyatakan pihaknya menyambut positif proyek kerja sama dengan TNB ini. Kerja sama interkoneksi tersebut dimungkinkan juga untuk membentuk badan usaha bersama atau joint venture corporation yang ditunjuk oleh PLN bersama TNB sebagai pengembang dan atau pengendali proyek interkoneksi. 

Kerja sama tersebut juga terkait pengelolaan aset mulai dari konverter, transmisi high voltage direct current (HVDC), dan submarine cable HVDC.

“PLN menyambut minat baik TNB dalam pembelian daya energi listrik sebesar 600 MW yang diharapkan terealisasi pada 2028," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (25/9/2019).

Lebih lanjut, Wiluyo menjelaskan bahwa kerja sama ini memberi keuntungan bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga keandalan sistem. Adapun terdapat perbedaan waktu beban puncak antara sistem sumatera dan sistem Peninsular. 

Beban puncak sistem Sumatera terjadi pada pukul 18.00-21.00 WIB, sedangkan beban puncak pada sistem Peninsular terjadi sekitar pukul 08.00-16.00 WIB sehingga interkoneksi dapat mengoptimalkan nilai keekonomian bagi kedua sistem.  

Dengan transfer daya 600 MW ke TNB pada 2028, reserve margin atau cadangan sistem Sumatra sebesar 33,3%.

“Kerja sama dalam proyek interkoneksi Sumatra-Peninsular ini dapat memberikan benefit bagi kedua belah pihak, baik dari sisi ekonomi juga keandalan sistem. Diharapkan juga proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini dapat berperan sebagai penghubung bagi kedua sistem sebagai langkah maju menuju terbentuknya Asean Power Grid di masa yang akan datang," sebutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper