Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia akan menentukan besaran investasi proyek kereta api (KA) semicepat Jakarta - Surabaya usai mendapat hasil kajian sementara Tim Konsultan Japan International Cooperation Agency (JICA) pada 2020.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan perkiraan nilai investasi awal adalah Rp60 triliun, tetapi nilai tersebut bisa berubah sesuai dengan hasil kajian. Pada Mei 2020, Tim Konsultan JICA akan menyajikan hasil kajian sementara (interm report) untuk memutuskan kelanjutan dari proyek ini.
"Harapan kami tidak lebih jauh dari [angka] itu, tapi tentunya suatu proses studi detail yang bisa dipertanggungjawabkan. [Nilai investasi akan disepakati] pada 2020," kata Budi, Selasa (24/9/2019).
Dia menambahkan penyelesaian kajian dilakukan pada 2022 agar pemerintah memiliki cukup waktu untuk melakukan pembebasan lahan, sebelum memulai tahap konstruksi. Adapun, kebutuhan lahan diperkirakan sesuai dengan jarak kedua kota yang mencapai 750 km.
Pihaknya akan menyelesaikan proyek rel baru single track Jakarta-Semarang, sedangkan Semarang-Surabaya akan dilakukan perbaikan rel yang sudah ada. Diharapkan pada 2025 sudah tuntas.
Budi menyebut akan melibatkan pihak swasta dalam pengembangan proyek lanjutan seperti pembangunan kawasan transit terpadu (transit oriented development/TOD) di sepanjang jalur misalnya Cirebon atau Semarang. Konsep public private partnership juga akan diterapkan untuk pengelolaan dan perawatan.
"Jadi, itu bagian-bagian yang mungkin dikerjakan oleh swasta baik lokal maupun dari Jepang," ujarnya.
Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 58/2018. Kereta semicepat ini akan beroperasi dengan kecepatan hingga 160 km per jam. Nantinya, waktu tempuh Jakarta-Surabaya hanya butuh 5,5 jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel