Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Ekspor Freeport Diperkirakan Stagnan hingga Tahun Depan

Kementerian ESDM memperkirakan kuota ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun depan tidak akan banyak berubah dibandingkan dengan tahun ini.
Tambang Freeport/Ilustrasi
Tambang Freeport/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian ESDM memperkirakan kuota ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun depan tidak akan banyak berubah dibandingkan dengan tahun ini.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) PTFI yang baru saja direvisi mencantumkan peningkatan rencana produksi menjadi 1,74 juta ton konsentrat tembaga. Sekitar 1 juta ton akan dialokasikan untuk smelter dalam negeri. 

Sementara sisanya sekitar 740.000 ton konsentrat tembaga kemungkinan besar akan diaekspor untuk periode Maret 2019 hingga Maret 2020. 

Sebelumnya, PTFI mendapatkan rekomendasi ekspor konsentrat tembaga sebanyak 198.262 ton untuk periode Maret 2019-Maret 2020. Namun, dengan adanya optimalisasi tambang terbuka, rekomendasi ekspor PTFI melonjak jadi 740.000 ton konsentrat tembaga hingga Maret 2020.

"Optimalisasi tambang terbuka di Grasberg dari landai semakin curam sekaligus tambang bawah tanah menjadi 500.000-an ton," katanya, Senin (23/9/2019).

Menurut Yunus, PTFI tidak akan melakukan penambahan kuota produksi menyusul optimalisasi tambang terbuka yang hanya bisa berlaku hingga tahun depan. 

Sebelumnya, Chief Executive Officer Freeport-McMoRan Inc. Richard C. Adkerson mengatakan PTFI melakukan perubahaan perencanaan tahapan penambangan berupa perluasan wilayah di tambang terbuka Grasberg sejak kuartal II/2019 untuk dapat memperpanjang proses penambangan setidaknya hingga kuartal III/2019.

Selama proses transisi dari penambangan terbuka ke penambangan bawah tanah berlangsung, produksi tembaga anjlok 58,97 persen dari 658 juta pound pada semester I/2018 menjadi 270 juta pound pada semester I/2019. Sementara itu, produksi emas tergerus 76,32 persen dari 1,335 juta ounces pada semester I/2018 menjadi 316.000 ounces pada semester I/2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper