Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kamar Keluarga: Konsep Co-living Bisa Menggurita

Direktur PT Hoppor International Ferry Lukas mengatakan bahwa permintaan untuk indekos mulai 2017 semakin tinggi. Kamar Keluarga menyambut kesempatan itu dengan bekerja bersama investor mencari lahan yang potensial, membangun indekos, dan mengelola dengan harga murah.
Unit indekos Kamar Keluarga di Jakarta dengan ukuran 6 meter persegi dan dibanderol dengan harga Rp1,5 juta per bulan, Kamis (19/9)./Istimewa
Unit indekos Kamar Keluarga di Jakarta dengan ukuran 6 meter persegi dan dibanderol dengan harga Rp1,5 juta per bulan, Kamis (19/9)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Adanya lonjakan permintaan hunian sewa janga pendek atau indekos dinilai sebagai peluang besar bagi perusahaan rintisan PT Hoppor International lewat operator indekos Kamar Keluarga.

Direktur PT Hoppor International Ferry Lukas mengatakan bahwa permintaan untuk indekos mulai 2017 semakin tinggi. Kamar Keluarga menyambut kesempatan itu dengan bekerja bersama investor mencari lahan yang potensial, membangun indekos, dan mengelola dengan harga murah.

“Ini membantu juga buat pengusaha yang sebelumnya belum berani main di properti jadi berani,” kata Ferry kepada Bisnis, Kamis (19/9).

Adapun, Kamar Keluarga menggunakan konsep co-living dalam indekos yang dibangunnya. Ferry mengatakan, konsep tersebut berbeda dari konsep indekos biasa.

“Yang membedakan adalah, di Kamar Keluarga kita juga membangun komunitas. Orang di sini nantinya tidak hidup sendiri-sendiri, tapi ketemuan caranya dipaksa dengan diadakan acara-acara edukasi, talkshow, mengundang ahli-ahli yang menarik untuk pengembangan diri penghuni juga,” jelasnya.

Selain itu, konsep co-living tersebut juga menjadi magnet untuk permintaan hunian murah dan bisa disewa jangka pendek maupun jangka panjang, terlebih dari kalangan milenial yang kurang berminat untuk membeli properti.

“Sebelum-sebelumnya kita bikin acara, undang pembicara, itu banyak yang hadir dan penghuni Kamar Keluarga banyak yang tertarik, di sana mereka bisa bersosialiasi juga, tukar pikiran, ada kegiatan seperti ini menarik sekali,” ungkapnya.

Ke depan, Ferry yakin tren co-living bisa akan terus bertumbuh mengingat milenial yang selalu akan punya kebutuhan untuk hunian indekos atau hunian murah. Selain itu, Kamar Keluarga juga memiliki sistem yang kuat.

“Kami yakin co-living bisa menggurita,” ungkapnya.

Ferry menyebutkan, saat ini okupansi Kamar Keluarga sudah mencapai sekitar 70 persen - 80 persen dengan mayoritas pengisi berasal dari kalangan pekerja dan mahasiswa. Kemudian, rata-rata penghuni menyewa dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih.

Untuk memastikan huniannya terisi penuh. Ferry menjelaskan bahwa sebelumnya, seluruh unit Kamar Keluarga sudah disurvei sehingga bisa memenuhi seluruh kebutuhan pasar dengan harga yang lebih terjangkau.

Adapun, untuk mempermudah penghuni, Kamar Keluarga menawarkan kisaran harga Rp600.000 – Rp2 juta per unit dengan luasan 2x3 meter persegi. Selain itu, kamar yang akan diisi juga bisa dipesan secara daring (dalam jaringan) melalui website-nya.

“Kami andal untuk memanfaatkan ruang terbatas, jadi ukuran segitu [6 meter persegi] sudah kasur besar, ada kamar mandi dalam dan AC. Jadi di salah satu properti kita ada rumah 105 meter pesergi bisa dibangun 32 kamar indekos,” tambahnya.

Saat ini, Kamar Keluarga sudah mengelola 2.041 unit kamar indekos di 75 lokasi di Jabodetabek dan Bandung. Dalam 2-3 tahun ke depan diharapkan bisa melanjutkan pengembangan ke 9 kota besar lainnya di Indonesia.

Kamar Keluarga sendiri saat ini fokus untuk mengubah aset menganggur yang susah dijual agar menjadi produktif dan menghasilkan passive income. Kamar Keluarga, jelas Ferry, bekerja sama dengan pemilik hunian tak terpakai atau membangun tanah warisan dengan bagi keuntungannya sekitar 45 persen : 55 persen atau 70 persen : 30 persen.

“Share 70 persen: 30 persen itu biasanya karena kita perlu melakukan renovasi besar, kalau renovasi minor tenornya 10 tahun, kalau mayor tenornya 25 tahun,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper