Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Stabil, Malaysia Pertahankan Suku Bunga Acuan

Bank sentral Malaysia memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya untuk pertemuan kebijakan kedua berturut-turut, seiring dengan stabilnya pertumbuhan ekonomi meskipun risiko global telah meningkat.
Bendera Malaysia/Istimewa
Bendera Malaysia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Malaysia memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya untuk pertemuan kebijakan kedua berturut-turut, seiring dengan stabilnya pertumbuhan ekonomi meskipun risiko global telah meningkat.

Dalam pernyataannya hari ini, Kamis (12/9/2019), Bank Negara Malaysia (BNM) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga overnight pada 3 persen. Kebijakan saat ini disebut akomodatif dan mendukung perekonomian.

Langkah itu sejalan dengan prediksi 16 dari 24 ekonom dalam survei Bloomberg, sementara delapan ekonom lainnya memperkirakan pemangkasan sebesar 25 basis poin.

“Penggerak pertumbuhan domestik, di samping pasar tenaga kerja yang stabil dan pertumbuhan upah, diperkirakan akan tetap mendukung kegiatan ekonomi,” terang Bank Negara Malaysia, seperti dilansir melalui Bloomberg.

“Di sisi eksternal, diversifikasi ekspor Malaysia sebagian akan mengurangi dampak pelemahan permintaan global,” lanjutnya.

BNM juga mempertahankan proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini pada 4,3 persen - 4,8 persen, meskipun menyatakan "bergantung pada risiko penurunan lebih lanjut dari memburuknya ketegangan perdagangan" dan ketidakpastian global lainnya.

Bank sentral Malaysia tersebut merupakan salah satu yang pertama di Asia yang memangkas suku bunga tahun ini sebesar 25 basis poin pada bulan Mei.

Meski bank-bank sentral lain di kawasan ini telah melangkah maju dengan pemangkasan yang lebih besar dari perkiraan, Malaysia tetap bertahan seiring dengan tumbuhnya ekonomi di atas ekspektasi disertai inflasi yang rendah dan stabil.

“Langkah pemangkasan yang preemptive, pro-siklis ‘ahead of the curve’ pada Mei yang diterima secara positif oleh pasar tampaknya telah membayar dividen, sehingga menawarkan lebih banyak ruang bagi BNM untuk menahan saat ini,” tutur Stephen Innes, pakar strategi untuk pasar Asia Pasifik di AxiTrader Ltd.

Keputusan itu, lanjutnya, mungkin juga telah dipengaruhi oleh pencantuman Malaysia baru-baru ini ke dalam daftar pantauan pemerintah Amerika Serikat (AS) atas manipulator mata uang yang potensial.

 “Mengingat kinerja ekonomi baru-baru ini, Gubernur bank sentral Nor Shamsiah Mohd Yunus pada saat ini juga mungkin kurang condong untuk menurunkan suku bunga guna menghindari persepsi memulai devaluasi yang kompetitif,” tambah Innes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper