Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal II/2019, Neraca Pendapatan Sekunder Sumbang Surplus US$2,1 Miliar

Perkembangan tersebut utamanya dipengaruhi oleh meningkatnya penerimaan transfer personal dalam bentuk remitansi yang diperoleh Pekerja Migran Indonesia (PMI). Adapun PMI yang berkontribusi besar adalah yang bekerja di luar negeri dan juga melalui transfer lainnya.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Neraca pendapatan sekunder pada kuartal II/2019 menyumbang US$2,1 miliar untuk surplus keseluruhan neraca pembayaran kuartal yang sama.

Dilansir dari Laporan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II/2019, yang dikutip Senin (9/9/2019), pencatatan surplus ini meningkat dari kuartal sebelumnya, maupun pada kuartal II/2018

Perkembangan tersebut utamanya dipengaruhi oleh meningkatnya penerimaan transfer personal dalam bentuk remitansi yang diperoleh Pekerja Migran Indonesia (PMI). Adapun PMI yang berkontribusi besar adalah yang bekerja di luar negeri dan juga melalui transfer lainnya.

Penerimaan remitansi dari PMI dan transfer lainnya meningkat sebesar 6,8% (qtq) atau 2,3% (yoy).

Berdasarkan wilayah, penerimaan remitansi PMI tertinggi berasal dari PMI yang bekerja di negara kawasan Asia Pasifik mencapai US$1,8 miliar, dan kawasan Timur Tengah dan Afrika sebesar US$1,1 miliar.

Penerimaan remitansi dari kawasan Asia Pasifik terutama Malaysia tercatat US$0,8 miliar, Taiwan sebesar US$0,4, dan Hongkong sebesar US$0,3 miliar.

Sementara itu, penerimaan remitansi dari kawasan Timur Tengah dan Afrika terutama berasal dari Arab Saudi sebesar US$1,0 miliar.

Saat ini jumlah PMI yang bekerja di luar negeri sampai kuartal II/2019 tercatat 3,7 juta orang, meningkat 0,9% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), terdapat sekitar 71,1% dari jumlah PMI tersebut bekeja di wilayah Asia Pasifik, dan sekitar 28,8% bekerja di wilayah Timur Tengah dan Afrika. Sebagian besar PMI bekerja di negara Malaysia dan Arab Saudi masing-masing 51,4% dan 25,7% dari total PMI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper