Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Tempuh Jalur Mandiri Untuk Mengakses Pasar Ekspor AS dan Eropa

Para pengusaha Indonesia akan menempuh jalur mandiri untuk mengakses dan mengoptimalkan perdagangan dan investasi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Para pengusaha Indonesia akan menempuh jalur mandiri untuk mengakses dan mengoptimalkan perdagangan dan investasi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat.

Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta W. Kamdanimengatakan, upaya tersebut ditempuh para pengusaha untuk mengambil langkah konkret dalam meningkatkanperdagangan dan investasi dengan negara-negara Eropa dan AS.

Selain itu menurutnya, upaya tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti negosiasi perjanjian dagang yang sedang dilakukan pemerintah dengan negara-negara tersebut, terutama dengan Uni Eropa (UE).

Pemerintah Indonesia saat ini sedang menegosiasikan kerja sama ekonomi komprehensif dengan UE dalam bentuk Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUE-CEPA)

“Pemerintah sudah membentuk pakta kerja sama IEU-CEPA dan melakukan perjanjian kerja sama nonformaldengan AS. Kini kami dari pelaku usaha ingin ikut melakukan langkah konkret dengan memaksimalkan akses pasar ke AS maupun Eropa,” Rabu (4/9/2019).

Dia mengatakan, untuk mewujudkan kebijakan itu, Kadin akan melakukan misi bisnis ke Eropa akan diadakan pada 13 September—7 Oktober 2019.

Negara yang akan dikunjungi adalah Turki, Bulgaria, Yunani, Serbia, Rumania, Belanda, Slovakia, Polandia, Swiss, Jerman, Italia, Inggris, Belgia dan Prancis. Selanjutnya, misi bisnis ke AS akan diadakan pada 23 September—9 Oktober 2019 dengan mengunjungi New York, Washington, Atlanta, dan Los Angeles.

Shinta melanjutkan, dalam kunjungan bisnis tersebut, kerja sama akan difokuskan di beberapa sektor a.l. produk pertanian, industri kimia, industri pengemasan, industri makanan dan minuman, logistik, pembuatan kapal, operasi pelabuhan maritim, produk perikanan dan laut.

Selain itu sektor lainnya adalah mebel dan kerajinan tangan, tekstil dan pakaian jadi, peralatan kesehatan, pariwisata, pengelolaan air dan limbah, infrastruktur dan konstruksi, mesin dan otomotif, industri logam dan kedirgantaraan, ritel, pengembangan UKM, , energi dan energi terbarukan, serta industri kreatif.

Tony Wenas, Ketua Komite Bilateral Kadin untuk Eropa mengatakan, misi bisnis yang dilakukan secara mandiri oleh Kadin tersebut merupakan bentuk optimalisasi kunjungan bisnis dan dagang yang selama ini diprakarsai oleh pemerintah.

Menurutnya, selama ini upaya misi dagang dan bisnis ke luar negeri lebih banyak mengandalkanagenda yang dilangsungkan oleh pemerintah.

“Namun, untuk misi bisnis kali ini kami tidak akan membawa rombongan besar. Kami akan mengajak pengusaha dalam jumlah kecil, yang sudah tahu akan melakukan bisnis apa di negara tujuan,” jelasnya.

Kendati demikian dia tidak dapat menyebutkan berapa nilai target kerja sama dagang dan investasi yang dapat diperoleh dari misi bisnis tersebut. Pasalnya, misi bisnis tersebut cenderung bersifat dinamis dan sulit untuk ditakar keberhasilannya dengan potenis nilai kerja sama dan investasi.

“Kami tidak ingin, ketika kami mematok target nilai tertentu. Kami belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, dengan adanya target yang ditentukan, kerja sama dagang dan bisnis yang dilakukan hanya berupa deal di awal saja, namun tidak ada realisasinya,” katanya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita  mengapresiasi upaya Kadin tersebut. Hal itu akan memperkuat penetrasi pasar Indonesia di luar negeri terutama di Eropa dan AS. Pasalnya, upaya penetrasi pasar tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah namun didukung oleh pengusaha.

“Kami dari pemerintah, selama ini fokus menjalin kerja sama secara government to government (g to g) sembari memfasilitasi misi bisnis pengusaha. Akan sangat baik jika pengusaha juga melakukan misi bisnis mandiri yang tentu akan memperkuat posisi kita di pasar internasional,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper