Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Eropa Mulai Terdampak Perang Dagang

Pertumbuhan ekonomi Eropa pada kuartal II/2019 sebesar 1,1 persen (yoy), mulai melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi sebelumnya 1,2 persen (yoy).
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk bersiap duduk di kursi masing-masing sebelum memulai pertemuan di kantor pusat Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, Kamis (25/5/2017)./Reuters-Jonathan Ernst
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk bersiap duduk di kursi masing-masing sebelum memulai pertemuan di kantor pusat Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, Kamis (25/5/2017)./Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Eropa pada kuartal II/2019 sebesar 1,1 persen (yoy), mulai melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi sebelumnya 1,2 persen (yoy).

Berdasarkan Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II/2019 dari Bank Indonesia, perlambatan ekonomi Eropa ini disebabkan oleh perlambatan kinerja sektor eksternal dan permintaan domestik.

Perlambatan ini tercermin dari export order book manufacture Juli 2019, yang mengalami kontraksi lebih dalam ketimbang bulan sebelumnya.

Perlambatan permintaan domestik juga tercermin dari penurunan penjualan passenger vehicles, serta perlambatan pertumbuhan upah dan gaji. Secara spasial, perlambatan di Eropa berasal dari Jerman dan Italia.

Terkait inflasi, BI mencatat bahwa inflasi di Eropa cenderung melambat dengan ekspektasi inflasi yang juga rendah.

Inflasi Eropa pada akhir kuartal II/2019 tercatat 1,3 persen (yoy), melambat jika dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya 1,4 persen (yoy).

Memasuki kuartal III/2019, inflasi di Eropa juga masih rendah, misalnya Juli 2019 sebesar 1,1 persen (yoy). Sejalan dengan itu, inflasi inti juga menurun 0,9 persen.

Inflasi di Eropa diprakirakan masih akan rendah pada sisa bulan tahun 2019. Berdasarkan Consesus Forecast Juli 2019, memprakirakan inflasi 1,3 persen (yoy) pada 2019, dan 1,4 persen (yoy) pada 2020.

European Central Bank (ECB) Professional Survey juga telah merevisi prakiraan inflasi 2019 dari 1,5 persen (yoy) menjadi 1,3 persen (yoy) sekalipun ini naik dari tahun sebelumnya. Begitupula inflasi 2020 dikoreksi dari 1,6 persen (yoy), menjadi 1,5 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper