Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilitas Industri Panel Surya Dalam Negeri Sulit Naik

Utilitas pabrikan panel surya lokal masih belum berubah dari posisi 3%-4% sejak 2017 karena pangsa pasar yang masih terbatas.
ilustrasi./JIBI-Rachman
ilustrasi./JIBI-Rachman

Asosiasi Pabrikan Modul Surya (Apamsi) menyatakan daya saing panel surya lokal rendah karena harga lebih tinggi jika dibandingkan produk asal China yang memiliki kapasitas produksi ratusan megawatt (mW) per tahun dengan utilitas tinggi.

Ketua Apamsi Nick Nurachman mengatakan kebijakan peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) membantu dalam meningkatkan serapan panel surya oleh pemerintah. Namun, serapan panel surya sebagian besar datang dari sektor swasta.

“Barangkali harga panel kami lebih mahal sehingga menggunakan panel surya impor, meskipun itu terang-terangan melanggar aturan [yang mengatur agar industri pengguna panel surya di dalam negeri harus] memakai panel surya lokal,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (29/8/2019).

Nick memberi contoh seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Nusa Tenggara Barat sebesar 40 mW oleh PT Perusahaan Listrik Negara dan independent power producer (IPP). Menurutnya, proyek PLTS tersebut tidak menyerap panel surya lokal sama sekali.

Peraturan Menteri (Permen) No.5/2017 menyatakan TKDN panel surya naik dari 40% menjadi 50% pada awal tahun lalu. Adapun, angka tersebut kembali naik menjadi 60% pada awal tahun ini.

Apamsi menyatakan kapasitas terpasang pabrikan panel surya lokal mencapai 500 mW panel (mWp) yang dipasok dari 11 pelaku industri. Adapun, kapasitas terpasang terbesar dimiliki oleh PT LEN Industri (Persero) yakni 75mWp. Pabrikan lokal hanya memproduksi sekitar 15mWp—20mWp per tahun.

Nick menjelaskan utilitas industri panel surya tidak akan meningkat signifikan dalam waktu dekat lantaran market size industri panel surya nasional masih di bawah 10 mW. Selain itu, market share panel surya lokal juga rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper