Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Layanan Transportasi Ibu Kota Baru Terus Dikaji

Bisnis.com, JAKARTA - Isu pemindahan ibu kota baru menjadi pembahasan di media massa dalam beberapa hari terakhir. Beberapa aspek penunjang kebutuhan ibu kota pun mulai dikaji, salah satunya pada bidang transportasi.
Presiden Jokowi (kedua kiri), didampingi Wagub Kaltim Hadi Mulyadi (dari kanan), Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan A. Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, memberikan penjelasan kepada pers, di sela-sela kunjungan ke Bukit Soeharto, di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (7/5/2019)./Setkab-Anggun
Presiden Jokowi (kedua kiri), didampingi Wagub Kaltim Hadi Mulyadi (dari kanan), Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan A. Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, memberikan penjelasan kepada pers, di sela-sela kunjungan ke Bukit Soeharto, di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (7/5/2019)./Setkab-Anggun

Bisnis.com, JAKARTA - Isu pemindahan ibu kota baru menjadi pembahasan di media massa dalam beberapa hari terakhir. Beberapa aspek penunjang kebutuhan ibu kota pun mulai dikaji, salah satunya pada bidang transportasi.

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan bahwa ibu kota baru harus didukung oleh pengembangan layanan transportasi modern yang ramah lingkungan. Hal itu dapat dilakukan dengan menunjang akses pejalan kaki dan pesepeda.

"Trotoar harus lebar serta dilindungi pohon peneduh. Jalur sepeda tidak disatukan dengan jalur kendaraan bermotor, terkecuali diberikan pembatas fisik, tidak hanya berupa lajur sepeda saja," ujarnya, Rabu (28/8/2019).

Dia menjelaskan, untuk tahap awal pembangunan, seminimum mungkin telah tersedia jaringan layanan transportasi umum dengan bus karena layanan tersebut dianggap paling mudah dan murah untuk diwujudkan.

"Tidak perlu lajur khusus, cukup bus lane. Berikutnya, secara bertahap dirancang dan dibangun transportasi umum berbasis jalan rel, dengan pilihan trem, kereta gantung, O-Bhan, kereta ringan atau mass rapid transport [MRT]," tuturnya.

Dia berpendapat bahwa Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara baru lebih unggul dalam ketersediaan infrastruktur transportasi pendukung, dibandingkan dengan Kalimantan Tengah atau Kalimantan Selatan.

Kota Balikpapan dan Kota Samarinda juga sudah terhubung jalan nasional dan tidak lama lagi akan beroperasi Tol Samarinda-Balikpapan (99,35 kilometer).

Selain itu, Kalimantan Timur telah memiliki dua bandara yakni Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan dan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda yang baru beroperasi pada 24 Mei 2018.

"Jaringan jalan rel di kedua bandara perlu direncanakan dan bisa diwujudkan. Jaringan rel tersebut sekaligus dapat menghubungkan Kota Balikpapan dan Kota Samarinda yang melewati ibu kota negara," ucapnya.

Dia menambahkan, penataan transportasi secara keseluruhan di Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartenaga harus dilakukan untuk mendukung aktivitas ibu kota negara baru. 

Pada Senin (26/8/2019), Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi baru ibu kota Indonesia. Lokasi itu terletak sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper