Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPN V Tambah 3.000 Ha Lahan Sawit Hasil Konversi

Luas tanam kebun sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V ditargetkan bertambah seiring rencana perusahaan untuk mengonversi sekitar 3.000 hektare (ha) lahan karet. 
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Luas tanam kebun sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V ditargetkan bertambah seiring rencana perusahaan untuk mengonversi sekitar 3.000 hektare (ha) lahan karet. 

Kepala Bagian Perencanaan Strategis PTPN V Ugun Untaryo mengatakan kendati bakal ada konversi lahan, perusahaan tetap menjamin pasokan karet kebun inti tak akan terganggu.

"Karet itu minimum investment. Kita lihat misal lebih menguntungkan, akan kami konversi ke sawit. Tapi, kami tetap mempertahankan kebun-kebun yang bagus dengan potensi tinggi karena kami tetap punya pelanggan yang harus dipasok terus," katanya, Selasa (27/8/2019).

Ia menegaskan perusahaan berkomitmen untuk mempertahankan kebun yang memiliki produktivitas tinggi. Untuk pasokan bahan baku, kata Ugun, bisa pula diperoleh dari karet yang diproduksi dari kebun rakyat.

"PTPN V masih memiliki dan melanjutkan kebun karet yg memiliki produktivitas tinggi, khususnya di Sei Lindai dan Tamora, sedangkan kekurangan bahan baku dibeli dari karet rakyat," sambungnya.

Sampai Juni 2019, PTPN V tercatat memiliki 7.487 ha lahan karet dengan luas tanaman menghasilkan mencapai 5.423 ha. Sementara sekitar 2.064 ha sisanya merupakan areal non-produktif.

Ugun memperkirakan lahan konversi tersebut bisa mulai ditanami sawit pada 2020 mendatang. Untuk saat ini, ia menyebutkan beberapa luasan tengah diurus perizinan konversi komoditasnya di sejumlah lembaga pemerintahan seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan juga Pemerintah Daerah.

"Beberapa luasan sudah kami urus izinnya karena pengurusan izin konversi juga harus dilakukan sebelum mengganti komoditas. Perizinan sedang berjalan, luasnya kurang lebih 2.000-3.000 hektare. Ini bermacam-macam, ada yang di Air Molek dan Sungai Kencana," terang Ugun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper