Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Bahan Baku Lokal ke Industri Komponen Masih Minim

Gabungan Industri Alat-alat Mobil & Motor (GIAMM) menyatakan rendahnya penggunaan bahan baku lokal disebabkan oleh minimnya ketersediaan bahan baku yang sesuai.
ilustrasi/Antara
ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Alat-alat Mobil & Motor (GIAMM) menyatakan rendahnya penggunaan bahan baku lokal disebabkan oleh minimnya ketersediaan bahan baku yang sesuai.

Walaupun industri hulu lokal telah memiliki pabrik pengolahan besi dan aluminium, asosiasi menilai kualitas yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri komponen otomotif.

Sekretaris Jenderal GIAMM Hadi Surjadipradja mengatakan 90% bahan baku industri komponen masih bergantung pada produk impor. Selain itu, skala keekonomisan industri bahan baku komponen otomotif belum terpenuhi oleh permintaan dalam negeri.

Guna meningkatkan penggunaan bahan baku, Hadi menyarankan agar produsen baja lokal menurunkan ketebalan baja yang dihasilkan tanpa mengurangi daya tahan. Pasalnya, hanya baja dengan kualifikasi tersebut yang akan digunakan industri komponen otomotif lantaran hal tersebut akan mengurangi emisi yang dikeluarkan sebuah kendaraan.

“Walaupun mau ke [kendaraan] listrik, tetap juga cari [baja] yang tipis,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Selain baja, Hadi mengatakan beberapa bahan baku yang harus ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, adalah karet sintetis, aluminium, dan plastik. Peningkatan kualitas maupun kuantitas bahan baku tersebut dapat menaikkan tingkat kandungan dalam  negeri (TKDN) komponen otomotif. “Dengan keadaan bahan baku saat ini susah [naikkan TKDN].”

Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (Pikko) Rosalina Faried mengatakan 70% dari volume sebuah kendaraan berasal dari bahan baku. Komponen metal berkontribusi sekitar 40%-50% dari total komponen sebuah kendaraan. Dengan tingkat bahan baku impor mencapai 90%, TKDN komponen dalam negeri baru sekitar 40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper